Parpol tak dipercaya karena ulah politikus korup
A
A
A
Sindonews.com - Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Partai Golkar, Nurul Arifin mengungkapkan, penyebab masyarakat tak percaya partai politik (parpol) ialah, karena perilaku korupsi yang dilakukan sejumlah politikus.
Dengan perilaku itu kata dia, masyarakat tak percaya lagi kalau politikus mampu menyampaikan aspirasi mereka.
"Apatisme karena ada perilaku korup dan stigma lain, seperti perbuatan asusila, penyalahgunan narkoba. Sehingga membuat publik resisten, percuma ada partai politik tapi enggak bisa dijadikan acuan, panutan aspirasi menyampaikan aspirasi politik," terang Nurul pada diskusi publik Epicentrum Kebangsaan Present dengan tajuk 'Masihkan Partai Politik Dipercaya' disela-sela Rapimnas ke V Partai Golkar di JS Luwansa, Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (22/11/2013).
Dirinya berpendapat, perilaku korup terjadi karena demokrasi Indonesia masih terbilang baru serta sulitnya birokrasi di tanah air.
"Model pemilhan langsung ini berimbas pada kebutuhan ekonomi yang memberikan logistik untuk mengikat suara mereka ini membuat parpol dan orang-orang di dalamnya berfikir transaksional dan akhirnya banyak korupsi, sehingga buat publik tidak percaya pada parpol," jelasnya.
Untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat, lanjut Nurul, perlu adanya pendidikan politik kepada setiap kader partai dan tidak ada lagi resistensi.
Dengan perilaku itu kata dia, masyarakat tak percaya lagi kalau politikus mampu menyampaikan aspirasi mereka.
"Apatisme karena ada perilaku korup dan stigma lain, seperti perbuatan asusila, penyalahgunan narkoba. Sehingga membuat publik resisten, percuma ada partai politik tapi enggak bisa dijadikan acuan, panutan aspirasi menyampaikan aspirasi politik," terang Nurul pada diskusi publik Epicentrum Kebangsaan Present dengan tajuk 'Masihkan Partai Politik Dipercaya' disela-sela Rapimnas ke V Partai Golkar di JS Luwansa, Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (22/11/2013).
Dirinya berpendapat, perilaku korup terjadi karena demokrasi Indonesia masih terbilang baru serta sulitnya birokrasi di tanah air.
"Model pemilhan langsung ini berimbas pada kebutuhan ekonomi yang memberikan logistik untuk mengikat suara mereka ini membuat parpol dan orang-orang di dalamnya berfikir transaksional dan akhirnya banyak korupsi, sehingga buat publik tidak percaya pada parpol," jelasnya.
Untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat, lanjut Nurul, perlu adanya pendidikan politik kepada setiap kader partai dan tidak ada lagi resistensi.
(maf)