Eva: Bagaimana mungkin pelanggar HAM dijadikan pahlawan?
A
A
A
Sindonews.com - Letjen (Purn) Sarwo Edhie Wibowo, ayah dari Ibu Negara Ani Yudhoyono dan mantan KSAD Pramono Edhie Wibowo diusulkan menjadi Pahlawan Nasional. Namun, usulan itu langsung menuai penolakan melalui petisi online di Change.org yang digalang oleh Soe Tjen Marching.
Menanggapi hal itu, Anggota Komisi III DPR Eva Kusuma Sundari mengatakan, sebaiknya pemerintah memahami emosi dan memenuhi rasa keadilan para korban G30S PKI. Menurutnya, pemberian gelar itu hanya akan melukai perasaan para korban yang menjadi korban pelanggaran hak asasi manusia (HAM) di masa lalu.
"Daripada lebih menyakiti mereka dengan pemberian gelar pahlawan terhadap para pelaku penumpasan G30S PKI yang kontroversial karena tergolong pelanggaran HAM. Bagaimana mungkin pelanggar HAM dijadikan pahlawan?" ujarnya ketika dihubungi Sindonews, Rabu (20/11/2013).
Ia menilai, usulan agar Presiden Kedua RI Suharto dijadikan Pahlawan Nasional saja sudah memicu perdebatan berbagai kalangan. Apalagi, memberikan gelar Pahlawan Nasional kepada ayah mertua Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu.
"Ide yang sama untuk Pak Harto saja sudah memicu debat apalagi kepada Pak Sarwo Edhie," tandas politikus PDIP ini.
Seperti diberitakan sebelumnya, mantan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI (Purn) Pramono Edhie Wibowo mengatakan, masyarakat dan pemerintah daerah Purworejo, mengusulkan agar Panglima Resimen Pasukan Komando Angkatan Darat Letnan Jenderal TNI (Purn) Sarwo Edhie Wibowo ditetapkan sebagai pahlawan nasional.
"(Secara peraturan) gelar diusulkan oleh pemerintah daerah tapi masih menunggu (tindak lanjut), karena masih banyak yang harus ditanyakan ke pemerintah pusat mengenai usulan itu," kata Pramono sebelum melakukan persiapan haul untuk Sarwo Edhie, yang juga ayahnya itu, di Purworejo, Jawa Tengah, belum lama ini.
Ia mengaku usulan penetapan Sarwo Edhie sebagai pahlawan nasional datang dari masyarakat Purworejo dan Pemerintah Daerah yang dipimpin Bupati Mahsun Zain.
"Soal pencalonan tersebut, saya akan tanyakan ke Bupati, karena yang mengusulkan adalah Bupati dan masyarakat Purworejo," tuturnya.
Baca berita:
Harus ada bukti Sarwo Edhie pantas jadi Pahlawan
Menanggapi hal itu, Anggota Komisi III DPR Eva Kusuma Sundari mengatakan, sebaiknya pemerintah memahami emosi dan memenuhi rasa keadilan para korban G30S PKI. Menurutnya, pemberian gelar itu hanya akan melukai perasaan para korban yang menjadi korban pelanggaran hak asasi manusia (HAM) di masa lalu.
"Daripada lebih menyakiti mereka dengan pemberian gelar pahlawan terhadap para pelaku penumpasan G30S PKI yang kontroversial karena tergolong pelanggaran HAM. Bagaimana mungkin pelanggar HAM dijadikan pahlawan?" ujarnya ketika dihubungi Sindonews, Rabu (20/11/2013).
Ia menilai, usulan agar Presiden Kedua RI Suharto dijadikan Pahlawan Nasional saja sudah memicu perdebatan berbagai kalangan. Apalagi, memberikan gelar Pahlawan Nasional kepada ayah mertua Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu.
"Ide yang sama untuk Pak Harto saja sudah memicu debat apalagi kepada Pak Sarwo Edhie," tandas politikus PDIP ini.
Seperti diberitakan sebelumnya, mantan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI (Purn) Pramono Edhie Wibowo mengatakan, masyarakat dan pemerintah daerah Purworejo, mengusulkan agar Panglima Resimen Pasukan Komando Angkatan Darat Letnan Jenderal TNI (Purn) Sarwo Edhie Wibowo ditetapkan sebagai pahlawan nasional.
"(Secara peraturan) gelar diusulkan oleh pemerintah daerah tapi masih menunggu (tindak lanjut), karena masih banyak yang harus ditanyakan ke pemerintah pusat mengenai usulan itu," kata Pramono sebelum melakukan persiapan haul untuk Sarwo Edhie, yang juga ayahnya itu, di Purworejo, Jawa Tengah, belum lama ini.
Ia mengaku usulan penetapan Sarwo Edhie sebagai pahlawan nasional datang dari masyarakat Purworejo dan Pemerintah Daerah yang dipimpin Bupati Mahsun Zain.
"Soal pencalonan tersebut, saya akan tanyakan ke Bupati, karena yang mengusulkan adalah Bupati dan masyarakat Purworejo," tuturnya.
Baca berita:
Harus ada bukti Sarwo Edhie pantas jadi Pahlawan
(kri)