Cara KPU tingkatkan partisipasi pemilih di LN
A
A
A
Sindonews.com - Banyak cara dilakukan Komisi Pemilihan Umum (KPU) untuk meningkatkan partisipasi pemilih warga Indonesia yang tinggal di Luar Negeri (LN) untuk Pemilihan Umum (Pemilu) 2014 mendatang.
Sebanyak 2.010.280 pemilih LN, KPU mengklaim, terus mencari formulasi untuk menjaga partisipasi pemilih. Salah satunya dengan manjakan pemilih melalui sistem pengiriman surat suara melalui pos.
Menurut Ketua KPU, Husni Kamil Manik, persoalan pemilih LN sangat kompleks. Sehingga, untuk mengantisipasi hal itu, pihaknya menyiapkan jasa pos sebagai mitra KPU saat pencoblosan.
"Kemudian memaksimalkan partisipasi bagi pemilih yang tidak datang ke TPS (Tempat Pemungutan Suara), misalnya lewat pos," kata Husni, di Kantor KPU, Jalan Imam Bonjol, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (13/11/2013).
Cara tersebut ditempuh KPU guna memaksimalkan tingkat partisipasi pemilih yang terbilang rendah. Dikatakan Husni, masalah pemilih LN adalah masalah yang sangat berbeda dengan pemilih dalam negeri.
"Lewat pos misalnya, surat suara dikirim ke yang bersangkutan, kemudian dicoblos dan dikirim lagi," ujarnya.
Untuk diketahui, dua periode pemilu sebelumnya, yakni Pemilu 2004 dan Pemilu 2009, tingkat partisipasi pemilih LN tak menunjukan peningkatan jumlah pemilih. Tahun 2004, pemilih LN hanya sebanyak 1,9 juta. Berikutnya pada Pemilu 2009, angka tersebut turun menjadi 1,5 juta. Sementara itu, pada Pemilu 2014 nanti, KPU telah menetapkan DPT LN sebesar 2 juta lebih.
Padahal dari data Kementerian Luar Negeri (Kemenlu), Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Kemenakertrans), serta Organisasi Migran Care, pemilih di Luar Negeri bisa disisir mencapai 6,5 juta pemilih.
Berita terkait:
KPU keluhkan soal anggaran perbaikan DPT.
Sebanyak 2.010.280 pemilih LN, KPU mengklaim, terus mencari formulasi untuk menjaga partisipasi pemilih. Salah satunya dengan manjakan pemilih melalui sistem pengiriman surat suara melalui pos.
Menurut Ketua KPU, Husni Kamil Manik, persoalan pemilih LN sangat kompleks. Sehingga, untuk mengantisipasi hal itu, pihaknya menyiapkan jasa pos sebagai mitra KPU saat pencoblosan.
"Kemudian memaksimalkan partisipasi bagi pemilih yang tidak datang ke TPS (Tempat Pemungutan Suara), misalnya lewat pos," kata Husni, di Kantor KPU, Jalan Imam Bonjol, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (13/11/2013).
Cara tersebut ditempuh KPU guna memaksimalkan tingkat partisipasi pemilih yang terbilang rendah. Dikatakan Husni, masalah pemilih LN adalah masalah yang sangat berbeda dengan pemilih dalam negeri.
"Lewat pos misalnya, surat suara dikirim ke yang bersangkutan, kemudian dicoblos dan dikirim lagi," ujarnya.
Untuk diketahui, dua periode pemilu sebelumnya, yakni Pemilu 2004 dan Pemilu 2009, tingkat partisipasi pemilih LN tak menunjukan peningkatan jumlah pemilih. Tahun 2004, pemilih LN hanya sebanyak 1,9 juta. Berikutnya pada Pemilu 2009, angka tersebut turun menjadi 1,5 juta. Sementara itu, pada Pemilu 2014 nanti, KPU telah menetapkan DPT LN sebesar 2 juta lebih.
Padahal dari data Kementerian Luar Negeri (Kemenlu), Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Kemenakertrans), serta Organisasi Migran Care, pemilih di Luar Negeri bisa disisir mencapai 6,5 juta pemilih.
Berita terkait:
KPU keluhkan soal anggaran perbaikan DPT.
(maf)