Beli mobil mewah, Sigma kutuk Bawaslu
A
A
A
Sindonews.com - Sejumlah aktivis pegiat pemilu mengutuk keras pembelian lima unit mobil mewah, merek Toyota Camry yang diduga digunakan untuk fasilitas para pimpinan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu).
Hal itu disampaikan Koordinator Sinergi Masyarakat untuk Demokrasi Indonesia (Sigma) Said Salahudin, saat menanyakan kondisi 10,4 juta pemilih bermasalah di Gedung Komisi Pemilihan Umum (KPU), Jalan Imam Bonjol, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (7/11/2013).
"Saya mengutuk keras pembelian lima mobil mewah merek Camry, kepada lima anggota Bawaslu itu. Mereka tidak punya sensitifitas," katanya.
Menurutnya, pembelian lima mobil mewah itu menunjukkan Bawaslu hanya mengahambur-hamburkan uang negara. Sebab, Bawaslu tak mempelihatkan secara serius kinerja dan peran pengawasan pemilu selama ini.
"Baru seumur jagung menjadi pejabat, mereka sudah berani menghamburkan uang rakyat miliaran rupiah agar terlihat gagah," ujarnya.
Selain itu, kata Said, para komisioner Bawaslu dinilai memiliki motif lain dengan menjadi pimpinan lembaga pengawas pemilu tersebut. Sebaliknya, mereka justru mengurangi kepercayaan publik terhadap peran dan fungsi tugasnya.
"Visi dan misi untuk mewujudkan pemilu yang berkualitas hanya omong kosong belaka," tegasnya.
Sementara itu, sejumlah komisioner Bawaslu saat dihubungi wartawan Sindonews, terkait pembelian mobil mewah tersebut belum bisa dimintai konfirmasi mengenai hal itu.
Baca juga Bawaslu perlu dievaluasi.
Hal itu disampaikan Koordinator Sinergi Masyarakat untuk Demokrasi Indonesia (Sigma) Said Salahudin, saat menanyakan kondisi 10,4 juta pemilih bermasalah di Gedung Komisi Pemilihan Umum (KPU), Jalan Imam Bonjol, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (7/11/2013).
"Saya mengutuk keras pembelian lima mobil mewah merek Camry, kepada lima anggota Bawaslu itu. Mereka tidak punya sensitifitas," katanya.
Menurutnya, pembelian lima mobil mewah itu menunjukkan Bawaslu hanya mengahambur-hamburkan uang negara. Sebab, Bawaslu tak mempelihatkan secara serius kinerja dan peran pengawasan pemilu selama ini.
"Baru seumur jagung menjadi pejabat, mereka sudah berani menghamburkan uang rakyat miliaran rupiah agar terlihat gagah," ujarnya.
Selain itu, kata Said, para komisioner Bawaslu dinilai memiliki motif lain dengan menjadi pimpinan lembaga pengawas pemilu tersebut. Sebaliknya, mereka justru mengurangi kepercayaan publik terhadap peran dan fungsi tugasnya.
"Visi dan misi untuk mewujudkan pemilu yang berkualitas hanya omong kosong belaka," tegasnya.
Sementara itu, sejumlah komisioner Bawaslu saat dihubungi wartawan Sindonews, terkait pembelian mobil mewah tersebut belum bisa dimintai konfirmasi mengenai hal itu.
Baca juga Bawaslu perlu dievaluasi.
(stb)