Din: Jangan main-main dengan Pemilu 2014
A
A
A
Sindonews.com - Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Din Syamsuddin meminta kepada pemangku kepentingan (stake holder) agar tak bermain-main dengan Pemilu 2014 mendatang.
Menurutnya, pemilu mendatang merupakan proses transisi demokrasi tahap akhir. Ia menyebut, pemilu tersebut harapan terakhir bagi masyarakat untuk menikmati kesejahteraannya.
"Janganlah kita bermain-main dengan 2014 (pemilu), karena di sana pertaruhan terakhir harapan bangsa kita semua," kata Din, di Kantor KPU, Jakarta, Rabu (30/10/2013).
Dikatakan Din, pemilu selain menjadi hal yang strategis untuk pergantian kepemimpinan bangsa, juga bisa menjadi momen yang krusial. Sehingga, menurutnya masyarakat Indonesia harus memaksimalkan momentum tersebut.
"Strategis karena berkaitan dengan suksesi dan krusial karena transisi dari sudut regenerasi kepemimpinan bangsa masih sulit dicapai," ujarnya.
Selain itu, proses penyelenggaraan pemilu harus dilakukan secara serius dan jujur. Sebab, kata dia, bicara pemilu bukan saja bicara peningkatan jumlah pemilih serta antusiasme masyarakat dalam pemilu (kuantitatif), tetapi lebih dari itu harus bisa menciptakan pemilu yang berkualitas dalam suksesi kepemimpinan.
"Masa dari kerumumunan 230 juta massa tidak ada dari mereka yang bisa kita harapkan," tutur Din.
Baca berita:
Demokrat minta Pemilu 2004 & 2009 tak diungkit
Menurutnya, pemilu mendatang merupakan proses transisi demokrasi tahap akhir. Ia menyebut, pemilu tersebut harapan terakhir bagi masyarakat untuk menikmati kesejahteraannya.
"Janganlah kita bermain-main dengan 2014 (pemilu), karena di sana pertaruhan terakhir harapan bangsa kita semua," kata Din, di Kantor KPU, Jakarta, Rabu (30/10/2013).
Dikatakan Din, pemilu selain menjadi hal yang strategis untuk pergantian kepemimpinan bangsa, juga bisa menjadi momen yang krusial. Sehingga, menurutnya masyarakat Indonesia harus memaksimalkan momentum tersebut.
"Strategis karena berkaitan dengan suksesi dan krusial karena transisi dari sudut regenerasi kepemimpinan bangsa masih sulit dicapai," ujarnya.
Selain itu, proses penyelenggaraan pemilu harus dilakukan secara serius dan jujur. Sebab, kata dia, bicara pemilu bukan saja bicara peningkatan jumlah pemilih serta antusiasme masyarakat dalam pemilu (kuantitatif), tetapi lebih dari itu harus bisa menciptakan pemilu yang berkualitas dalam suksesi kepemimpinan.
"Masa dari kerumumunan 230 juta massa tidak ada dari mereka yang bisa kita harapkan," tutur Din.
Baca berita:
Demokrat minta Pemilu 2004 & 2009 tak diungkit
(kri)