Butuh dana tak sedikit untuk rekayasa anggrek

Sabtu, 26 Oktober 2013 - 02:02 WIB
Butuh dana tak sedikit untuk rekayasa anggrek
Butuh dana tak sedikit untuk rekayasa anggrek
A A A
Sindonews.com - Tanaman anggrek yang menjadi kekayaan alam Indonesia, ternyata justru banyak dikembangkan oleh negara lain seperti Singapura, Taiwan, Jepang dan Cina.

Hal ini memancing empat mahasiswa Universitas Gajah Mada (UGM) untuk mengembangkan tanaman anggrek.

Agus Setiawan, Anahtadiya, Abrory dan Restiyanti melakukan penelitian, agar anggrek menjadi tanaman yang bisa meningkatkan bisnis.

Restiyanti mengatakan, penelitian tersebut pada akhirnya menuju peluang bisnis tanaman anggrek. Saat ini mereka telah melirik masyarakat di Turgo, Sleman, sebagai sasaran pemberdayaan masyarakat membudidayakan tanaman anggrek.

"Anggrek liar asli Merapi ternyata sangat banyak macamnya," kata mahasiswa Fakultas Biologi UGM itu kepada wartawan, Jumat 25 Oktober 2013.

"Kebanyakan di antaranya pun termasuk golongan anggrek tanah yang mudah tumbuh. Namun, dalam jangka waktu dekat, kami berencana mencari sponsor dalam hal pembiayaan untuk pengembangannya, karena ini semua membutuhkan dana yang tidak sedikit," ungkapnya.

Menurut Restiyanti, hingga pada tahun penelitian saat ini, mereka telah menghabiskan dana Rp12juta lebih. Besarnya biaya penelitian akibat mahalnya bahan-bahan kimia laboratorium, membuat mereka harus mengutang biaya penggunaan laboratorium.

"Sebenarnya dana dari Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) tidak mampu menutupi semua pengeluaran kami. Namun kami tetap semangat karena kami sadar, hasil dari penelitian kami ini mampu memberikan manfaat besar nantinya," tuturnya.

Dengan hasil penelitian tersebut, mereka berharap pengembangan produk anggrek di Indonesia bisa meningkat. Selain itu, pengembangan varietas anggrek pun bisa terus dilakukan karena pada dasarnya metode yang mereka lakukan bisa diterapkan pada tanaman anggrek jenis apapun.

Berita terkait, cara mahasiswa UGM rekayasa anggrek.
(maf)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7861 seconds (0.1#10.140)