Win-HT geser Prabowo

Selasa, 22 Oktober 2013 - 09:08 WIB
Win-HT geser Prabowo
Win-HT geser Prabowo
A A A
Sindonews.com – Peta politik menjelang Pemilihan Umum (Pemilu) 2014 bergerak dinamis. Calon presiden-calon wakil presiden (capres-cawapres) yang diusung Partai Hanura, Wiranto-Hary Tanoesoedibdjo (Win-HT), terus meraih dukungan publik.

Elektabilitas Win-HT kini telah melampaui capres yang diusung Partai Gerindra, Prabowo Subianto. Survei terbaru Indonesia Research Centre (IRC) menunjukkan, peta elektabilitas capres berubah signifikan, khususnya di posisi kedua. Dalam survei-survei sebelumnya, posisi kedua selalu tidak lepas dari genggaman mantan Danjen Kopassus Letnan Jenderal (Purn) PrabowoSubianto.

Namun, saat ini posisinya digeser oleh mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Wiranto yang sejak Mei lalu resmi berpasangan dengan HT. “Sebuah fenomena politik yang unik, sejarah seperti tergambar kembali, yaitu terjadinya persaingan politik yang seru antara mantan atasan dan bawahan di TNI,” ujar peneliti IRC Yunita Mandolang dalam keterangan pers di Jakarta, Senin, 21 Oktober 2013.

Elektabilitas pasangan Win-HT mencapai 10,6%, sedangkan Prabowo Subianto 8,7%. Posisi teratas masih ditempati Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) dengan elektabilitas sekitar 34,5%. Ketua Umum DPP Partai Golkar Aburizal Bakrie berada di peringkat keempat dengan elektabilitas 8,1%, disusul mantan Wapres Jusuf Kalla 6,2% dan Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri 6%.

Survei IRC dilakukan di seluruh provinsi di Indonesia. Responden dipilih secara acak sistematis bertingkat (multistage random). Data yang terkumpul berasal dari survei tatap muka menggunakan kuesioner yang dijalankan pada 25 September2013lalu. Pada surveiini, ambang kesalahan diperkirakan kurang lebih 0,77% pada tingkat kepercayaan 95%. Elektabilitas di atas merupakan temuan tahap pertama dari 4.900 responden atau sekitar 30% dari total responden.

Temuan tentang figur-figur yang bersaing dalam Konvensi Partai Demokrat juga tak kalah menarik. Berdasarkan survei, mereka yang ikut dalam Konvensi Partai Demokrat ternyata memiliki elektabilitas yang rendah. “Elektabilitas tertinggi hanya dimiliki Dahlan Iskan, 2,8%, sedangkan elektabilitas Pramono Edhie dan Gita Wirjawan kurang dari 1%,” ujarnya.

Adapun mengenai elektabilitas partai politik (parpol), berdasarkan temuan dari 22 area survei yang tersebar di sebagian Pulau Jawa, Bali, dan Sumatera, PDIP masih berada di peringkat tertinggi dengan elektabilitas 19,6%. Peringkat kedua ditempati Partai Golkar yang mendapatkan dukungan 16,3% suara. “Kedua partai senior ini bersaing ketat untuk menarik lebih banyak simpati pemilih,” kata Yunita.

Sementara urutan ketiga menjadi posisi panas karena terjadi persaingan sengit di antara tiga parpol, yakni Demokrat dengan elektabilitas 7,8%, Partai Hanura 7,2%, dan Partai Gerindra 7%. “Salah satu faktor kenaikan elektabilitas Hanura adalah karena dicitrakan sebagai partai yang tidak terlibat korupsi,” katanya.

Adapun untuk peringkat di bawahnya yang berebut adalah NasDem, PKS, dan PKB. Pengamat komunikasi politik dari Universitas Indonesia (UI) Ari Junaedi menilai hasil survei Pemilu 2014 terbaru yang dirilis IRC cukup mengejutkan. Bukan pada hasilnya yang menempatkan PDIP dan Golkar sebagai parpol yang memiliki elektabilitas tertinggi atau menahbiskan Jokowi sebagai kandidat terunggul di antara semua capres, tetapi pada munculnya Win-HT.

“Hasil survei IRC ini makin menunjukkan terjadinya dinamika aspirasi dan persepsi publik yang bersifat lentur. Persepsi publik dalam melihat calon-calon presiden tergantung pada banyak faktor, di antaranya kondisi politik yang terjadi serta daya pikat sang calon,” katanya. Pasangan Win-HT dimaknai sebagai harapan baru dari masyarakat akan lahirnya kombinasi pemimpin yang saling melengkapi. “Itulah realitas komunikasi politik yang bersifat kenyal,” tandas Ari Junaedi.

Dia berpandangan, keberhasilan Win-HT menggusur capres lain tidak terlepas dari semakin masifnya sosialisasi pasangan ini. Hasil survei IRC juga bisa dimaknai sebagai cerminan rasa kebosanan masyarakat terhadap stok pemimpin nasional yang itu-itu saja. “Rakyat butuh alternatif capres dan itulah yang bisa dipahami jika Jokowi atau pasangan Win-HT sebagai pemuncak capres 2014 yang paling potensial meraup suara tertinggi,” ujar Ari Junaedi.

Ketua DPP Partai Hanura Saleh Husin mengatakan, hasil survei akan menjadi cambuk untuk memotivasi kader bekerja keras agar sukses di Pemilu Legislatif dan Pilpres 2014. Soal kenaikan elektabilitas partainya, Saleh mengatakan hal itu merupakan insentif dari publik atas gagasan dan perjuangan Hanura. “Apalagi Hanura kan memang citranya sebagai partai bersih sekarang sudah diketahui banyak masyarakat. Itu berpengaruh terhadap peningkatan kepercayaan publik,” katanya.

Dia menambahkan, yangjuga berperan meningkatkan elektabilitas Hanura adalah tingkat sosialisasi Win-HT yang hampir setiap hari turun menyapa rakyat. “Jadi tingkat popularitas meningkat. Ini tentu sangat memengaruhi, bukan hanya publik yang semakin mengenal pasangan Wiranto-HT, tetapi juga Hanura yang juga ikut terdongkrak popularitas dan elektabilitasnya,” ujar Saleh Husin.
(lal)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0921 seconds (0.1#10.140)