Yenti: Penahanan Andi Mallarangeng kehilangan gereget
A
A
A
Sindonews.com - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) akhirnya menahan mantan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Andi Mallarangeng. Namun, ketika ditahan tak sedikit pun terpancar raut takut di wajah politikus Demokrat tersebut.
Pakar Hukum Universitas Tri Sakti Yenti Garnasih menilai, ekpresi wajah Andi Mallarangeng ketika ditahan semakin menunjukkan penahanan tersebut kehilangan gereget. Seakan ditahan oleh KPK tidak menjadi sebuah ketakutan lagi bagi para koruptor.
"Pas ditahannya Andi Mallarangeng kan jadi lucu tadi penampilannya, karena sudah tahu ditahan jadi kehilangan gereget. Ini kan seakan ditahan juga menjadi sesuatu yang bahagia-bahagia saja. Tapi di belakang itu upaya pemberantasan korupsi enggak akan berhasil. Enggak ada penjeraan," ujarnya ketika dihubungi Sindonews, Jumat (18/10/2013).
Bahkan, lanjutnya, sejak jauh hari Andi Mallarangeng sudah menantang agar segera ditahan. "Karena tarik ulur, Andi malah menantang duluan saya sudah bawa koper nih hari ini mau ditahan apa enggak. Dua minggu lalu kan begitu," tandasnya.
Menurutnya, filosofi bagaimana proses hukum itu untuk membuat orang takut dan tidak melakukan lagi sudah jauh terpinggirkan. "Kita juga melihat Andi senyum ketika ditahan, mungkin dia mikir ini penahanan enggak ada apa-apanya. Jangankan ditahan 20 hari, ditahan sehari aja seharusnya orang takut."
"Tapi itu justru enggak terlihat pemandangan seperti ini. Ini tanggung jawab siapa ini. Beberapa orang sudah bersimpati loh, karena Andi sudah siap ditahan sejak lama," sambungnya.
Karena itu, ia menilai, ditahannya Andi oleh KPK menjadi sesuatu yang kontra produktif. Tindakan hukum yang dilakukan KPK tidak lagi menjadi shock therapy.
"Ini jadinya kontra produktif, padahal kita maunya ketika penyidik secara subjektif menyatakan harus ditahan, orang yang ditahan itu harus takut sekali. Bukan senang seperti yang diekspresikan Andi. Ini koq kayanya enggak ada," pungkasnya.
Baca berita:
Keluarga keukeuh Andi tak bersalah
Pakar Hukum Universitas Tri Sakti Yenti Garnasih menilai, ekpresi wajah Andi Mallarangeng ketika ditahan semakin menunjukkan penahanan tersebut kehilangan gereget. Seakan ditahan oleh KPK tidak menjadi sebuah ketakutan lagi bagi para koruptor.
"Pas ditahannya Andi Mallarangeng kan jadi lucu tadi penampilannya, karena sudah tahu ditahan jadi kehilangan gereget. Ini kan seakan ditahan juga menjadi sesuatu yang bahagia-bahagia saja. Tapi di belakang itu upaya pemberantasan korupsi enggak akan berhasil. Enggak ada penjeraan," ujarnya ketika dihubungi Sindonews, Jumat (18/10/2013).
Bahkan, lanjutnya, sejak jauh hari Andi Mallarangeng sudah menantang agar segera ditahan. "Karena tarik ulur, Andi malah menantang duluan saya sudah bawa koper nih hari ini mau ditahan apa enggak. Dua minggu lalu kan begitu," tandasnya.
Menurutnya, filosofi bagaimana proses hukum itu untuk membuat orang takut dan tidak melakukan lagi sudah jauh terpinggirkan. "Kita juga melihat Andi senyum ketika ditahan, mungkin dia mikir ini penahanan enggak ada apa-apanya. Jangankan ditahan 20 hari, ditahan sehari aja seharusnya orang takut."
"Tapi itu justru enggak terlihat pemandangan seperti ini. Ini tanggung jawab siapa ini. Beberapa orang sudah bersimpati loh, karena Andi sudah siap ditahan sejak lama," sambungnya.
Karena itu, ia menilai, ditahannya Andi oleh KPK menjadi sesuatu yang kontra produktif. Tindakan hukum yang dilakukan KPK tidak lagi menjadi shock therapy.
"Ini jadinya kontra produktif, padahal kita maunya ketika penyidik secara subjektif menyatakan harus ditahan, orang yang ditahan itu harus takut sekali. Bukan senang seperti yang diekspresikan Andi. Ini koq kayanya enggak ada," pungkasnya.
Baca berita:
Keluarga keukeuh Andi tak bersalah
(kri)