Produktifitas masyarakat harusnya bisa meningkat
A
A
A
Sindonews.com - Ketua Dewan Pertimbangan Presiden Emil Salim mengatakan, setiap masyarakat dibutuhkan tingkat produktif yang tinggi, terlebih bagi mereka golongan muda.
Kesempurnaan yang dimiliki setiap masyarakat seharusnya dapat dijadikan peningkatan kualitas hidupnya.
Selain itu, dia juga mengatakan, perbaikan dan penambahan infrastruktur harus dilakukan oleh pemerintah baik pusat dan daerah. Seperti sebagai pemerintah daerah (pemda), seharusnya dapat memperhatikan keperluan infrastruktur di wilayahnya melalui dana Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) yang disediakan.
“Kebanyakan pemda terlalu banyak melakukan belanja pegawai mencapai 30 persen dan keperluan barang-barang 20 persen,” ujar Emil Salim, di Kantor BKKBN, Jakarta, Kamis (17/10/2013).
Lanjut dia, akibat dari minimnya infrastruktur dan juga lemahnya produktifitas di suatu daerah, mengakibatkan melonjoknya urbanisasi yang tidak dapat terkontrol. Hal ini dikarenakan nilai tukar petani sangat kecil, dibandingkan nilai keuangan industri.
Demikian dampaknya mengakibatkan urbanisasi khususnya para pemuda yang tadinya bertani menjadi pegawai pabrik di kota-kota. Dengan memperbaiki infrastruktur seperti memperbaiki irigasi, perbaikan jalan dan listri menjadi kebutuhan utama.
“Saat ini sekitar 5 juta penduduk yang tadinya bertani berpindah menjadi pekerja nonformal dan mereka kebanyakan ialah para remaja,” paparnya.
Kesempurnaan yang dimiliki setiap masyarakat seharusnya dapat dijadikan peningkatan kualitas hidupnya.
Selain itu, dia juga mengatakan, perbaikan dan penambahan infrastruktur harus dilakukan oleh pemerintah baik pusat dan daerah. Seperti sebagai pemerintah daerah (pemda), seharusnya dapat memperhatikan keperluan infrastruktur di wilayahnya melalui dana Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) yang disediakan.
“Kebanyakan pemda terlalu banyak melakukan belanja pegawai mencapai 30 persen dan keperluan barang-barang 20 persen,” ujar Emil Salim, di Kantor BKKBN, Jakarta, Kamis (17/10/2013).
Lanjut dia, akibat dari minimnya infrastruktur dan juga lemahnya produktifitas di suatu daerah, mengakibatkan melonjoknya urbanisasi yang tidak dapat terkontrol. Hal ini dikarenakan nilai tukar petani sangat kecil, dibandingkan nilai keuangan industri.
Demikian dampaknya mengakibatkan urbanisasi khususnya para pemuda yang tadinya bertani menjadi pegawai pabrik di kota-kota. Dengan memperbaiki infrastruktur seperti memperbaiki irigasi, perbaikan jalan dan listri menjadi kebutuhan utama.
“Saat ini sekitar 5 juta penduduk yang tadinya bertani berpindah menjadi pekerja nonformal dan mereka kebanyakan ialah para remaja,” paparnya.
(maf)