DPR desak pemerintah perketat pemberangkatan jemaah haji
A
A
A
Sindonews.com - Anggota DPR Komisi VIII Sumarjati Arjoso mengatakan, untuk ke depannya pemerintah terkait hal ini Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan Kementerian Agama (Kemenag) mempertimbangkan betul keberangkatan jemaah haji.
Dalam hal ini, jemaah yang seharusnya berangkat ialah jemaah yang sehat baik fisik, mental, dan finansial.
Menurut dia, melihat kasus-kasus di televisi dan pengalaman haji tahun lalu, ada sekitar 80 orang lebih jemaah haji yang mencuci darah.
"Iya walaupun gratis tetapi kan, naik haji itu bukan untuk cuci darah tetapi untuk kita beribadah," tandasnya saat dihubungi SINDO, Rabu 16 Oktober 2013.
Sumarjati mengatakan, terkait dengan perizinan jemaah haji yang dapat berangkat ke tanah suci, maka hal tersebut dapat dilakukan Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang diminta oleh pemerintah.
Walaupun Indonesia menjadi negara penyelenggara haji terbaik di dunia, namun permasalahan kesehatan masih harus menjadi perhatian. Ketersediaan dokter spesialis guna melakukan pelayanan kesehatan di Tanah Suci menjadi kendala. Pasalnya, fee yang mereka dapatkan tidak sesuai.
"Pembayaran dokter spesialis ditentukan dalam anggaran. Kebanyakan mereka memilih membuka praktek swasta karena honor tidak seimbang," ujar dia.
Pelayanan kesehatan haji tahun ini lebih optimal
Dalam hal ini, jemaah yang seharusnya berangkat ialah jemaah yang sehat baik fisik, mental, dan finansial.
Menurut dia, melihat kasus-kasus di televisi dan pengalaman haji tahun lalu, ada sekitar 80 orang lebih jemaah haji yang mencuci darah.
"Iya walaupun gratis tetapi kan, naik haji itu bukan untuk cuci darah tetapi untuk kita beribadah," tandasnya saat dihubungi SINDO, Rabu 16 Oktober 2013.
Sumarjati mengatakan, terkait dengan perizinan jemaah haji yang dapat berangkat ke tanah suci, maka hal tersebut dapat dilakukan Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang diminta oleh pemerintah.
Walaupun Indonesia menjadi negara penyelenggara haji terbaik di dunia, namun permasalahan kesehatan masih harus menjadi perhatian. Ketersediaan dokter spesialis guna melakukan pelayanan kesehatan di Tanah Suci menjadi kendala. Pasalnya, fee yang mereka dapatkan tidak sesuai.
"Pembayaran dokter spesialis ditentukan dalam anggaran. Kebanyakan mereka memilih membuka praktek swasta karena honor tidak seimbang," ujar dia.
Pelayanan kesehatan haji tahun ini lebih optimal
(kri)