Pemimpin berkurban

Rabu, 16 Oktober 2013 - 06:37 WIB
Pemimpin berkurban
Pemimpin berkurban
A A A
BAGI umat Islam, Idul Adha atau banyak yang menyebut Idul Kurban mempunyai makna yang beragam. Berkurban bagi umat Islam lebih bermakna pada keikhlasan dalam memberi kepada sesama.

Ada rasa berbagi dari yang mampu kepada yang tidak mampu. Ada juga rasa mendekatkan diri kepada Allah melalui kurban yang dilakukan. Selain itu, berkurban berarti lebih mendekatkan diri kepada Allah dengan cara memberi. Ada juga pengakuan dan kepasrahan kepada Allah. Sungguh bermacam makna dari kurban. Keikhlasan dalam memberi kepada sesama ini menunjukkan bahwa umat Islam diajarkan untuk menjadi seorang pemimpin. Demikianlah jika Idul Adha dimaknai atau dikaitkan dengan kepemimpinan.

Islam mewajibkan umatnya yang mampu untuk berkurban, mencoba memberikan teladan bahwa semua manusia harus bisa menjadi pemimpin dengan cara memberi. Dalam memberi pun harus diiringi dengan keikhlasan, yang berarti melayani kepada sesama karena makna sebenarnya dalam memimpin adalah melayani kepada sesama atau dalam konteks bangsa adalah rakyat. Idul Adha bisa dimaknai lebih mendalam bagi bangsa ini yang tengah mengalami krisis kepemimpinan.

Bangsa ini telah diuji oleh banyak pemimpin yang gagal memberi kepada sesama secara ikhlas. Pun memberi, banyak pemimpin bangsa ini tidak ikhlas atau memberi dengan syarat dan ketentuan berlaku. Tentu kalimat cara ini jauh dari keikhlasan yang merupakan inti dari berkurban. Bahkan, parahnya lagi beberapa pemimpin tidak memberi, justru meminta kepada negeri ini atau rakyat ini dengan cara-cara yang tidak terpuji.

Korupsi yang dilakukan para pemimpin negeri ini betapa memalukan dan jauh dari makna pemimpin. Ya, para pemimpin negeri seharusnya bisa selalu berkaca pada perayaan Idul Adha setiap tahun. Sungguh lucu jika para pemimpin negeri ini hanya memaknai Idul Adha dengan cara memberikan hewan kurban kepada yang berhak. Uniknya lagi, bahwa pemberian hewan kurban ini ingin diketahui banyak pihak agar namanya lebih dikenal.

Tentu akan banyak pemimpin yang membantah anggapan tersebut, namun pada praktiknya banyak pemimpin negeri ini yang hanya memaknai kurban dengan memberikan hewan kurban kepada yang berhak. Bukti yang konkret bagaimana masih banyak pemimpin negeri dalam praktik kesehariannya justru meminta kepada rakyat bukan memberi. Para pemimpin yang duduk di eksekutif, legislatif, bahkan yudikatif banyak yang terjerat kasus korupsi baik di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) atau lembaga peradilan yang lain.

Belum lagi masih banyak pemimpin yang kekayaan justru membumbung tinggi ketika menjabat. Jika logika sederhananya pemimpin adalah memberi, kekayaan para pemimpin tidak akan membubung tinggi. Pemimpin adalah pelayan. Dalam teori manajemen, pemimpin yang ideal adalah servant leader. Apalagi, para pemimpin untuk bangsa ini yang membutuhkan pengabdian. Menjadi pemimpin bangsa ini adalah menjadi pelayan masyarakat. Jika menjadi pelayan masyarakat, para pemimpin harus bisa memberi kepada masyarakat. Servant leader adalah memberi dan banyak yang mengetahui, namun justru menjauhinya.

Ya, negeri ini semestinya bisa belajar dari makna Idul Adha atau Idul Kurban. Begitu besar manfaatnya bagi negeri ini jika para pemimpin bangsa ini bisa memaknai lebih mendalam tentang arti Idul Adha. Idul Adha yang dirayakan setiap tahun semestinya bisa menjadi kaca para pemimpin negeri ini, apakah mereka sudah bisa memberi kepada bangsa ini. Jika makna Idul Adha, yaitu keikhlasan dalam memberi bisa terpatri di negeri ini, diyakini kasus korupsi proyek Hambalang, suap Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) nonaktif, kasus bailout Century ataupun kasus-kasus korupsi kepala daerah bisa jauh dari negeri ini.

Jika Idul Adha bisa menjadi cermin dan maknanya bisa dipraktikkan oleh negeri ini, betapa negeri ini bisa menjadi negeri yang besar. Bangsa ini mempunyai potensi dan alat berkaca sangat banyak untuk menjadikan negeri ini sebagai negeri yang kuat dan makmur. Idul Adha adalah salah satu cermin bagi bangsa yang mayoritas penduduknya muslim ini untuk bisa menjadi bangsa yang besar.
(nfl)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6916 seconds (0.1#10.140)