Di Pemilu 2014 PKPI sulit untuk bersaing
A
A
A
Sindonews.com - Direktur Eksekutif Citra Komunikasi Lingkaran Survei Indonesia Network (LSI), Toto Izul Fatah mengatakan, keberadaan partai kecil maupun partai menengah atau partai gurem, kini saling berebut mendapatkan suara pemilih dari kategori irasional.
Menurutnya, kategori tersebut hanya dimiliki masyarakat tingkat bawah atau grassroots.
"Ini memang tantangan besar, karena ini harus menghadapi fakta dan realita pemilih di tingkat grassroots yang irasional," kata Toto, saat memberikan materi pada Calon Anggota Legislatif (Caleg) Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI), di DPP PKPI, Jalan Diponegoro Nomor 61-62, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (9/10/2013).
Menurut Toto, keberadaan partai tersebut kini memiliki tingkat elektabilitas tak lebih dari dua persen. Dia mencontohkan, PKPI yang diketuai Sutiyoso. Kata dia, partai itu tetap berada pada deretan partai yang bakal sulit bersaing dengan partai besar. "Saya punya keyakinan termasuk PKPI belum bisa tembus diangka dua persen," ujarnya.
Apalagi, kata dia, hal itu tanpa dibarengi keseriusan pengurus dan kader partai dalam mengambil hati suara pemilih, maka partai tersebut hanya akan menjadi partai kontestan pemilihan umum (pemilu) saja.
Menurutnya, partai kecil dianjurkan meningkatkan popularitasnya, jika tidak maka akan tergilas dengan partai besar. "Inilah yang menguntungkan partai besar seperti PDIP (Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan), Golkar (Golongan Karya), karena dari dulu pilih PDIP maka dia pilih PDIP dan seterusnya itu," jelasnya.
Sementara itu, kata dia, sejauh ini, massa pemilih irasional tersebut juga lebih memilih partai besar yang mempunyai popularitas tinggi. "Nah PKPI dan partai kecil lainnya ini punya PR besar bagaimana merebut massa yang karakteristik pemilihnya sama," pungkasnya.
Baca juga berita terkait, PKPI akui ketokohan Sutiyoso melebihi partai.
Menurutnya, kategori tersebut hanya dimiliki masyarakat tingkat bawah atau grassroots.
"Ini memang tantangan besar, karena ini harus menghadapi fakta dan realita pemilih di tingkat grassroots yang irasional," kata Toto, saat memberikan materi pada Calon Anggota Legislatif (Caleg) Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI), di DPP PKPI, Jalan Diponegoro Nomor 61-62, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (9/10/2013).
Menurut Toto, keberadaan partai tersebut kini memiliki tingkat elektabilitas tak lebih dari dua persen. Dia mencontohkan, PKPI yang diketuai Sutiyoso. Kata dia, partai itu tetap berada pada deretan partai yang bakal sulit bersaing dengan partai besar. "Saya punya keyakinan termasuk PKPI belum bisa tembus diangka dua persen," ujarnya.
Apalagi, kata dia, hal itu tanpa dibarengi keseriusan pengurus dan kader partai dalam mengambil hati suara pemilih, maka partai tersebut hanya akan menjadi partai kontestan pemilihan umum (pemilu) saja.
Menurutnya, partai kecil dianjurkan meningkatkan popularitasnya, jika tidak maka akan tergilas dengan partai besar. "Inilah yang menguntungkan partai besar seperti PDIP (Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan), Golkar (Golongan Karya), karena dari dulu pilih PDIP maka dia pilih PDIP dan seterusnya itu," jelasnya.
Sementara itu, kata dia, sejauh ini, massa pemilih irasional tersebut juga lebih memilih partai besar yang mempunyai popularitas tinggi. "Nah PKPI dan partai kecil lainnya ini punya PR besar bagaimana merebut massa yang karakteristik pemilihnya sama," pungkasnya.
Baca juga berita terkait, PKPI akui ketokohan Sutiyoso melebihi partai.
(maf)