Pemerintah diminta perbanyak fasilitas sanimas
A
A
A
Sindonews.com - Pengucuran anggaran pemerintah secara signifikan terhadap program sanitasi komunal, dipercaya mampu membebaskan masyarakat dari imbas buruk aktivitas MCK yang tidak sehat.
Ketua World Toilet Organization (WTO) Jack Sim dalam sambutannya di World Toilet Summit 2013 di Solo, Rabu (02/10/2013) mengatakan, dukungan pemerintah merupakan aspek utama gerakan toilet bersih melalui produk regulasi.
Sejak WTO berdiri 28 tahun silam, pemerintah didorong memperluas pengetahuannya mengenai sanitasi masyarakat (sanimas), sebagai solusi atas persoalan MCK dan minimnya ketersediaan air bersih.
Sejalan dengan ini, WTO juga mendorong peran serta swasta. “Salah satu upaya adalah menjalin kerjasama dengan pemerintah. Metode yang kami tawarkan ditambah dukungan regulasi, menjadi cara efektif,” terang dia, Rabu (2/10/2013).
Sampai saat ini, metode yang ditawarkan WTO dijadikan rujukan 122 negara anggota, dalam menciptakan sanitasi terstandar. Jack mengatakan, penyadaran stakeholder untuk memakai metode sanimas perlu diawali perbaikan pola pikir.
Masyarakat di negara berkembang masih menganggap buang hajat, adalah hal tabu untuk diperbincangkan. “Mindset masyarakat tentang toilet seharusnya sama pentingnya, dengan pentingnya memiliki sebuah telepon genggam. Stop polusi di sungai, karena sungai itu sumber air minum dan bersih-bersih. Sudah saatnya beralih ke program sanimas,” jelasnya.
Ketua World Toilet Organization (WTO) Jack Sim dalam sambutannya di World Toilet Summit 2013 di Solo, Rabu (02/10/2013) mengatakan, dukungan pemerintah merupakan aspek utama gerakan toilet bersih melalui produk regulasi.
Sejak WTO berdiri 28 tahun silam, pemerintah didorong memperluas pengetahuannya mengenai sanitasi masyarakat (sanimas), sebagai solusi atas persoalan MCK dan minimnya ketersediaan air bersih.
Sejalan dengan ini, WTO juga mendorong peran serta swasta. “Salah satu upaya adalah menjalin kerjasama dengan pemerintah. Metode yang kami tawarkan ditambah dukungan regulasi, menjadi cara efektif,” terang dia, Rabu (2/10/2013).
Sampai saat ini, metode yang ditawarkan WTO dijadikan rujukan 122 negara anggota, dalam menciptakan sanitasi terstandar. Jack mengatakan, penyadaran stakeholder untuk memakai metode sanimas perlu diawali perbaikan pola pikir.
Masyarakat di negara berkembang masih menganggap buang hajat, adalah hal tabu untuk diperbincangkan. “Mindset masyarakat tentang toilet seharusnya sama pentingnya, dengan pentingnya memiliki sebuah telepon genggam. Stop polusi di sungai, karena sungai itu sumber air minum dan bersih-bersih. Sudah saatnya beralih ke program sanimas,” jelasnya.
(stb)