Dianggap serius, Demokrat Bali waspadai PPI
A
A
A
Sindonews.com - Perhimpunan Pergerakan Indonesia (PPI) bentukan Anas Urbaningrum diyakini bukan sembarangan melainkan ormas yang serius digarap. Sehingga kehadirannya mulai diwaspadai di daerah termasuk bagi Partai Demokrat Bali.
Apalagi, sebuah organisasi seperti ormas yang paling mudah dikenal dan mampu menyedot perhatian publik adalah siapa sosok di belakangnya. Sebagaimana halnya sosok mantan Ketum Demokrat Anas yang ada di balik kelahiran PPI.
"Kami belum sampai pada tingkatan melarang kader untuk bergabung di ormas itu. Namun, kami selalu tekankan ada tugas yang lebih utama yakni mengutamakan kepentingan rakyat," tegas Ketua DPD Partai Demokrat Bali Made Mudarta, Rabu (25/9/2013).
Hal itu sejalan dengan pesan Ketua Umum DPP Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) saat lawatan ke Bali agar seluruh jajaran partai berlambang bintang segitiga itu mengutamakan kepentingan rakyat.
"Ya beliau berpesan seperti itu, karenanya kami di bawah tetap mentaati apa yang menjadi garis kebijakan induk organisasi," imbuhnya.
Terkait PPI, Mudarta memiliki pengamatan bukanlah sembarang ormas. Visi dan orientasi ormas itu sangat berbeda jauh dengan ormas lainnya di tanah air, sehingga wajar jika memunculkan banyak persepsi di masyarakat tentang arah ke depan gerakan PPI.
"Kalau melihat logonya ini ormas serius, ada tiga pilar di warna dasarnya yakni merah putih dan hitam sejalan konsep Hindu yang disebut tridatu," paparnya.
Itu mengadopsi konsep tridatu dan hal sama bisa dilihat dengan dasar logo Partai Demokrat yang memiliki tiga pilar utama pula di logonya.
Menurutnya tiga pilar dalam logo PPI melambangkan kuatnya konsep nasionalisme. Ini berbeda dengan logo layaknya ormas yang biasanya sederhana dan tidak memiliki nilai filosofi seberat itu.
Disinggung apakah, di Bali sudah mulai ada tanda-tanda pembentukan PPI sejauh ini, Mudarta belum melihat sejauh itu. Meski demikian dia mengingatkan seluruh kadernya agar tidak terlibat dalam ormas PPI.
"Kami mengimbau pengurus kader seluruh Bali, agar lebih berkonsentrasi ke dapil masing-masing melakukan sosialisasi visi misi capres dan mempersiapkan diri menghadapi Pemilu 2014. Itu justru lebih prioritas saat ini," katanya mengingatkan.
Apalagi, sebuah organisasi seperti ormas yang paling mudah dikenal dan mampu menyedot perhatian publik adalah siapa sosok di belakangnya. Sebagaimana halnya sosok mantan Ketum Demokrat Anas yang ada di balik kelahiran PPI.
"Kami belum sampai pada tingkatan melarang kader untuk bergabung di ormas itu. Namun, kami selalu tekankan ada tugas yang lebih utama yakni mengutamakan kepentingan rakyat," tegas Ketua DPD Partai Demokrat Bali Made Mudarta, Rabu (25/9/2013).
Hal itu sejalan dengan pesan Ketua Umum DPP Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) saat lawatan ke Bali agar seluruh jajaran partai berlambang bintang segitiga itu mengutamakan kepentingan rakyat.
"Ya beliau berpesan seperti itu, karenanya kami di bawah tetap mentaati apa yang menjadi garis kebijakan induk organisasi," imbuhnya.
Terkait PPI, Mudarta memiliki pengamatan bukanlah sembarang ormas. Visi dan orientasi ormas itu sangat berbeda jauh dengan ormas lainnya di tanah air, sehingga wajar jika memunculkan banyak persepsi di masyarakat tentang arah ke depan gerakan PPI.
"Kalau melihat logonya ini ormas serius, ada tiga pilar di warna dasarnya yakni merah putih dan hitam sejalan konsep Hindu yang disebut tridatu," paparnya.
Itu mengadopsi konsep tridatu dan hal sama bisa dilihat dengan dasar logo Partai Demokrat yang memiliki tiga pilar utama pula di logonya.
Menurutnya tiga pilar dalam logo PPI melambangkan kuatnya konsep nasionalisme. Ini berbeda dengan logo layaknya ormas yang biasanya sederhana dan tidak memiliki nilai filosofi seberat itu.
Disinggung apakah, di Bali sudah mulai ada tanda-tanda pembentukan PPI sejauh ini, Mudarta belum melihat sejauh itu. Meski demikian dia mengingatkan seluruh kadernya agar tidak terlibat dalam ormas PPI.
"Kami mengimbau pengurus kader seluruh Bali, agar lebih berkonsentrasi ke dapil masing-masing melakukan sosialisasi visi misi capres dan mempersiapkan diri menghadapi Pemilu 2014. Itu justru lebih prioritas saat ini," katanya mengingatkan.
(kri)