Angka golput berpotensi tinggi di Pemilu 2014

Jum'at, 13 September 2013 - 09:18 WIB
Angka golput berpotensi tinggi di Pemilu 2014
Angka golput berpotensi tinggi di Pemilu 2014
A A A
Sindonews.com - Ketua Komisi II DPR Agun Gunanjar Sudarsa mengatakan, gambaran potensi kecurangan pemilu sudah dapat dilihat dalam pilkada-pilkada yang digelar di berbagai daerah.

Modus kecurangan yang terbaru dan mungkin akan terjadi dalam pemily mendatang adalah golput (golongan putih atau pemilih yang tidak menggunakan hak suara) dijadikan sebagai senjata untuk mengalahkan lawan politik. Semakin banyak orang tidak memilih tapi dengan tanda tanya besar.

"Bukan karena jauh atau enggan. Misalnya di Pilkada Jabar dari 360 TPS (Tempat Pemungutan Suara) yang datang 98. Ketidakdatangan karena penggunaan hal-hal haram karena calon itu basis tertentu. Isunya adalah pemilih mempertanggungjawabkan apa yang dicoblos," katanya, Jumat (13/9/2013).

Kemudian di Kalimantan Timur ada gerakan kantong-kantong masa untuk mempengaruhi masyarakat untuk tidak memilih. Mendatangkan orang-orang-orang tersebut secara sengaja.

Agun mengatakan daftar pemilih merupakan potensi kecurangan berikutnya. Dia mengaku cukup yakin dengan data di tingkat pusat. "Tetapi kabupaten/kota banyak yang bermain-main," katanya.

Sementara itu Ketua Bawaslu Muhammad mengatakan dalam melakukan pengawasan lebih menggunakan aspek pencegahan dari pada penindkan. Menurutnya, banyak atau sedikitnya partai peserta pemilu tidak terpengaruh dengan besar kecilnya potensi kecurangan.

Kemudian dalam rangka pencegahan, Bawaslu bermitra dengan partai untuk mengatasi kecurangan. "Peserta pemilu juga memiliki tanggungjawab yang sama untuk mengurangi kecurangan," katanya.

Tahapan pemilu yang paling rawan terjadi kecurangan adalah daftar pemilih. Dia mengatakan saat ini daftar pemilih masih memiliki selisih yang besar."DPT cacat 2009 sehingga kita mau memastikan data dapat akurat. Meskipun tidak mungkin semuanya clear," katanya.

Kemudian dalam hal rekapitulasi. Pasalnya dalam pemilu sebelumnya di tingkat TPS tidak ada pengawas pemilu. Sehingga seringkali moment rekapitulasi di TPS dicurangi.

"Namun saat Bawaslu mengantisipasinya dengan menyediakan mitra pengawas pemilu di setiap TPS. Ini yang akan mengamankan C1. Untuk dipastikan akurasinya," katanya.
(lal)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7161 seconds (0.1#10.140)