Ini penyebab pemilih pemula golput
A
A
A
Sindonews.com - Pengamat politik dari charta politika Arya Fernandes mengatakan, penyebab pemilih pemula golongan putih (golput) di pemilihan umum (pemilu), karena pemilu dianggap tidak memberikan perubahan dan tentunya mereka tidak akan memilih.
"Kalau melihat data penyebab golput karena alasan ideologi seperti apolitis (tidak berminat pada politik) dan tidak menemukan calon yang sesuai," kata Arya kepada wartawan, Jumat (6/9/2013).
Selain itu menurut Arya, kemudian jika tidak terdaftar sebagai pemilih, maka akan banyak masyarakat yang enggan datang ke Tempat Pemungutan Suara (TPS). "Tapi saya kira bisa karena ada yang tidak terdaftar dan tidak tahu, itu kan karena lemahnya sosialisasi KPU (Komisi Pemilihan Umum)," ungkapnya.
Direktur Perkumpulan Pemilu Untuk Demokrasi Titi Anggraini menambahkan, hal yang beralasan jika menyebut pemilih pemula sebagai salah satu yang memberikan kontribusi besar bagi segmen pemilih yang tidak gunakan hak pilihnya. Hal itu disebabkan oleh karakter pemilih pemula yang cenderung cuek melihat pemilu.
"Diperburuk lagi dengan pilihan calon dari peserta pemilu yang kebanyakan generasi tua dan terlalu berjarak dengan anak muda secara pemikiran maupun komunikasi politik," katanya.
Dia mengatakan kondisi saat ini lantas memicu mereka untuk tak terlalu peduli dengan pemilu. Pasalnya dianggap kurang memberi manfaat bagi mereka. Apalagi ada anggapan bahwa pemilu hanya diperuntukkan bagi para penikmat pemilu, dan bukan bagi masyarakat kebanyakan.
"Sebab isu yang digulirkan bersifat elitis, dan pendekatannya pun dibuat berjarak dengan realitas yang ada di masyarakat kita saat ini. Khususnya di kalangan pemilih pemula dan pemilih muda," katanya.
"Kalau melihat data penyebab golput karena alasan ideologi seperti apolitis (tidak berminat pada politik) dan tidak menemukan calon yang sesuai," kata Arya kepada wartawan, Jumat (6/9/2013).
Selain itu menurut Arya, kemudian jika tidak terdaftar sebagai pemilih, maka akan banyak masyarakat yang enggan datang ke Tempat Pemungutan Suara (TPS). "Tapi saya kira bisa karena ada yang tidak terdaftar dan tidak tahu, itu kan karena lemahnya sosialisasi KPU (Komisi Pemilihan Umum)," ungkapnya.
Direktur Perkumpulan Pemilu Untuk Demokrasi Titi Anggraini menambahkan, hal yang beralasan jika menyebut pemilih pemula sebagai salah satu yang memberikan kontribusi besar bagi segmen pemilih yang tidak gunakan hak pilihnya. Hal itu disebabkan oleh karakter pemilih pemula yang cenderung cuek melihat pemilu.
"Diperburuk lagi dengan pilihan calon dari peserta pemilu yang kebanyakan generasi tua dan terlalu berjarak dengan anak muda secara pemikiran maupun komunikasi politik," katanya.
Dia mengatakan kondisi saat ini lantas memicu mereka untuk tak terlalu peduli dengan pemilu. Pasalnya dianggap kurang memberi manfaat bagi mereka. Apalagi ada anggapan bahwa pemilu hanya diperuntukkan bagi para penikmat pemilu, dan bukan bagi masyarakat kebanyakan.
"Sebab isu yang digulirkan bersifat elitis, dan pendekatannya pun dibuat berjarak dengan realitas yang ada di masyarakat kita saat ini. Khususnya di kalangan pemilih pemula dan pemilih muda," katanya.
(maf)