Dana kampanye caleg DPD dipastikan besar
A
A
A
Sindonews.com - Dana kampanye untuk calon legislator (caleg) Dewan Perwakilan Daerah diprediksi besar. Pasalnya para caleg Dewan Pimpinan Daerah (DPD) hanya mengandalkan ketokohan tanpa adanya mesin partai yang bekerja. Selain itu ruang untuk berkampanya lebih luas dibandingkan caleg DPR karena meliputi satu wilayah provinsi.
Peneliti Senior Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi) Lucius Karus mengatakan, satu hal yang pasti adalah dana yang dibutuhkan oleh calon DPD jumlahnya bisa sangat besar. Pasalnya para calon hanya mengandalkan modalnya sendiri untuk membiayai kampanyenya.
“Tantangan untuk memenangi pertarungan calon perseorangan juga lebih sulit karena calon DPD yang terdaftar sangat banyak sementara kursi yang diperebutkan sangat terbatas,” katanya saat
dihubungi KORAN SINDO di Jakarta, Kamis (5/9/2013).
Lucius mengatakan untuk dapat memenangi pertarungan tersebut, calon perseorangan akan membutuhkan elektabilitas tinggi yang melebihi yang lain. Akan tetapi profil kebanyakan calon DPD saat ini tidak banyak diisi oleh tokoh dengan popularitas memadai.
“Kebanyakan para calon merupakan kader yang tak tertampung di parpol peserta pemilu. Ditambah lagi popularitas DPD sebagai lembaga juga sangat rendah,” ungkapnya.
Dengan tantangan elektabilitas personel dan popularitas lembaga yang rendah, seorang calon DPD harus bekerja ekstra untuk mensosialisasikan diri dan meyakinkan pemilih untuk memilih dirinya.
Namun tentunya butuh kerja ekstra untuk membuat seorang menjadi terkenal bukan perkara
mudah. “Di sinilah kecenderungan untuk memanfatkan dana dalam jumlah besar
dibutuhkan,” katanya.
Peneliti Senior Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi) Lucius Karus mengatakan, satu hal yang pasti adalah dana yang dibutuhkan oleh calon DPD jumlahnya bisa sangat besar. Pasalnya para calon hanya mengandalkan modalnya sendiri untuk membiayai kampanyenya.
“Tantangan untuk memenangi pertarungan calon perseorangan juga lebih sulit karena calon DPD yang terdaftar sangat banyak sementara kursi yang diperebutkan sangat terbatas,” katanya saat
dihubungi KORAN SINDO di Jakarta, Kamis (5/9/2013).
Lucius mengatakan untuk dapat memenangi pertarungan tersebut, calon perseorangan akan membutuhkan elektabilitas tinggi yang melebihi yang lain. Akan tetapi profil kebanyakan calon DPD saat ini tidak banyak diisi oleh tokoh dengan popularitas memadai.
“Kebanyakan para calon merupakan kader yang tak tertampung di parpol peserta pemilu. Ditambah lagi popularitas DPD sebagai lembaga juga sangat rendah,” ungkapnya.
Dengan tantangan elektabilitas personel dan popularitas lembaga yang rendah, seorang calon DPD harus bekerja ekstra untuk mensosialisasikan diri dan meyakinkan pemilih untuk memilih dirinya.
Namun tentunya butuh kerja ekstra untuk membuat seorang menjadi terkenal bukan perkara
mudah. “Di sinilah kecenderungan untuk memanfatkan dana dalam jumlah besar
dibutuhkan,” katanya.
(maf)