Yusril: Adik jadi dubes bukan deal PBB & Demokrat
A
A
A
Sindonews.com - Ketua Dewan Syuro Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra menjelaskan rencana penempatan adiknya, Yusron Izha Mahendra, sebagai Duta Besar (Dubes) RI di Jepang bukan karena ada deal khusus antara PBB dengan Partai Demokrat.
"Jadi Yusron bukan diangkat jadi Dubes karena dia adik saya, atau ada deal antara PBB dengan Partai Demokrat," ujar Yusril Ihza Mahendra dalam keterangan resminya, Rabu (4/9/2013).
Yusril berpendapat, Yusron memang pantas menjadi Dubes RI untuk Jepang karena memiliki kemampuan berbahasa Jepang dengan fasih dan memahami kultur, politik, dan ekonomi Jepang karena mempelajari hal tersebut.
"Yusron memperoleh gelar S1 Hubungan Internasional dari FISIP UI, LLM dan PhD dari University of Tsukuba, dan menulis disertasi dalam bahasa Jepang. Dia menulis berbagai buku dalam bahasa Jepang dan diterbitkan di negara itu dan juga menulis beberapa buku tentang politik, ekonomi, dan pertahanan yang diterbitkan di sini," ucap Yusril membanggakan adiknya.
Lebih lanjut mantan Menteri Sekretaris Negara era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ini menuturkan, Yusron pernah menjadi pengamat ekonomi Asia Timur di Televisi NHK, juga menjadi dosen di Universitas Chiba.
Yusron, lanjut dia, mempunyai banyak teman politikus Jepang, termasuk Perdana Menteri (PM) Jepang Abe dan mantan PM Fukuda.
Dia menambahkan, Yusron pernah menjadi Wakil Ketua Komisi I DPR yang menangani masalah luar negeri.
"Pencalonannya jadi Dubes di Jepang adalah murni inisiatif SBY sejak lama, bahkan sebelum Jusuf Anwar diangkat jadi dubes disana. Saya melihat, Yusron diangkat jadi Dubes di Jepang karena kemampuan, kecakapan dan keahliannya. Dia memang sangat pantas untuk jabatan itu," katanya.
Lebih jauh dia mengatakan, RI butuh dubes seperti itu untuk Jepang, bukan dubes asal angkat atau sekadar arisan politik.
"Jadi Yusron bukan diangkat jadi Dubes karena dia adik saya, atau ada deal antara PBB dengan Partai Demokrat," ujar Yusril Ihza Mahendra dalam keterangan resminya, Rabu (4/9/2013).
Yusril berpendapat, Yusron memang pantas menjadi Dubes RI untuk Jepang karena memiliki kemampuan berbahasa Jepang dengan fasih dan memahami kultur, politik, dan ekonomi Jepang karena mempelajari hal tersebut.
"Yusron memperoleh gelar S1 Hubungan Internasional dari FISIP UI, LLM dan PhD dari University of Tsukuba, dan menulis disertasi dalam bahasa Jepang. Dia menulis berbagai buku dalam bahasa Jepang dan diterbitkan di negara itu dan juga menulis beberapa buku tentang politik, ekonomi, dan pertahanan yang diterbitkan di sini," ucap Yusril membanggakan adiknya.
Lebih lanjut mantan Menteri Sekretaris Negara era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ini menuturkan, Yusron pernah menjadi pengamat ekonomi Asia Timur di Televisi NHK, juga menjadi dosen di Universitas Chiba.
Yusron, lanjut dia, mempunyai banyak teman politikus Jepang, termasuk Perdana Menteri (PM) Jepang Abe dan mantan PM Fukuda.
Dia menambahkan, Yusron pernah menjadi Wakil Ketua Komisi I DPR yang menangani masalah luar negeri.
"Pencalonannya jadi Dubes di Jepang adalah murni inisiatif SBY sejak lama, bahkan sebelum Jusuf Anwar diangkat jadi dubes disana. Saya melihat, Yusron diangkat jadi Dubes di Jepang karena kemampuan, kecakapan dan keahliannya. Dia memang sangat pantas untuk jabatan itu," katanya.
Lebih jauh dia mengatakan, RI butuh dubes seperti itu untuk Jepang, bukan dubes asal angkat atau sekadar arisan politik.
(lal)