Ditolak JK & Mahfud, Konvensi Demokrat habis

Jum'at, 30 Agustus 2013 - 06:31 WIB
Ditolak JK & Mahfud,...
Ditolak JK & Mahfud, Konvensi Demokrat habis
A A A
Sindonews.com - Penolakan mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) mengikuti konvensi penjaringan calon presiden (Capres) Partai Demokrat dinilai pantas. Sebab, JK dipandang unggul dari sisi kredibilitas dan kompetensi dari peserta lainnya.

"JK saya rasa pantas tidak mengikuti konvensi, sebab kredibilitas dan kompetensi JK tidak layak diukur dan diseleksi dalam konvensi," ujar Pakar Komunikasi Politik Universitas Mercu Buana, Heri Budianto kepada Sindonews, Kamis (29/8/2013) malam.

Ia menilai, ketidakikutsertaan JK dan Mahfud akan mengurangi bobot konvensi. Sebab, tokoh-tokoh tersebut dipandang memiliki kemampuan dan berpeluang untuk bersaing dengan capres-capres lain yang memiliki elektabilitas baik.

"Penolakan JK dan mahfud, bisa membuat "habis" Konvensi Demokrat. Sebab, tokoh lain sulit bersaing secara elektabilitas dengan kedua orang tersebut," pungkasnya.

Seperti diberitakan Sindonews sebelumnya, Mahfud MD secara resmi menyampaikan tidak akan ikut konvensi capres Partai Demokrat. Dia mengakui, keputusan tersebut setelah berkonsultasi dengan para ulama.

"Setelah saya merenung dan berkonsultasi, salat istikharah dan berdiskusi, saya memutuskan tidak mengikuti Konvensi Partai Demokrat," kata Mahfud MD di Wisma Kodel, Kuningan, Jakarta Selatan.

Diakuinya, keputusan tidak ikut Konvensi Demokrat setelah berkonsultasi dengan para kiai dari pondok pesantren baik Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU). Tak hanya itu, dia juga berkosultasi dengan para petinggi gereja dan koleganya. Menurutnya mereka menyarankan supaya tidak ikut Konvensi Demokrat.

Sementara, Komite Konvensi Partai Demokrat sudah mengundang JK untuk mengikuti konvensi penjaringan capres Partai Demokrat. Namun, usaha Komite Konvensi itu sia-sia.

Sekretaris Komite Konvensi, Suaidi Marasabessy mengatakan, pihaknya menghormati keputusan JK untuk tidak ikut konvensi, mengingat JK termasuk salah satu petinggi Partai Golkar.

"Beliau pernah jadi Ketum Golkar, sedangkan kalau ikut konvensi lalu menang, ada di jabatan struktural partai lain. Pada saat terpilih dia harus jadi kader, jadi kita hormati (penolakan JK)," kata Suadi kepada wartawan di Wisma Kodel, Jakarta, Rabu 28 Agustus 2013.
(kri)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.2958 seconds (0.1#10.140)