Naikkan pamor Hatta, PAN harus lakukan branding
A
A
A
Sindonews.com - Manajer Riset Pol-Tracking Institute, Arya Budi menilai, Partai Amanat Nasional (PAN) seharusnya mampu untuk membuat branding untuk calon presidennya (capres) Hatta Rajasa.
Menurutnya, tinggal bagaimana Hatta secara personal memperkuat dirinya. Apalagi posisi Hatta saat ini cukup strategis untuk memperkuat dirirnya sebagai sosok yang laik untuk dipilih.
"Posisinya Menteri koordinator (Menko) ekonomi, ini ada implikasinya baik positif maupun negatif. Kalau kinerja Hatta teruji katakanlah sebagai Menko maka akan membantu," katanya, saat dihubungi KORAN SINDO, Selasa (27/8/2013) malam.
Arya menjelaskan, branding itu bisa dilakukan, misalnya dengan Hatta melakukan inisiasi kebijakan yang strategis dalam perekonomian Indonesia. Hal tersebut dinilai sangat mungkin membantu elektabilitas Hatta di luar kampanye dari PAN sendiri. "Itu salah satu saja. Ini kan dalam tataran kebijakan," katanya.
Kemudian, pencapresan Hatta juga akan terjegal jika PAN tidak memperbaiki elektabilitasnya. Sebagaia sebuah partai jika melihat syarat presidential threshold 20 persen, maka belum cukup mampu mengusung seorang presiden.
Tetapi masih ada waktu tujuh hingga delapan bulan sampai bulan April, tentu semua berubah. "Masih ada kemungkinan karena tren memilih publik kan fluktuatif ya. Jadi dia tidak bisa diukur cukup satu kali sebulan. Karena hari berikutnya bisa berubah," katanya.
PAN harus melakukan direct campaign dan indirect campaign untuk dapat menjaring masa. Ditanyakan keidentikan PAN dengan pemilih Muhammadiyah, Arya menilai hal tersebut positif. Pasalnya hingga kini baru PAN partai yang dapat menjadi ceruk masa pemilih Muhammadiyah.
"Itu memberi peluang bagi Hatta dan PAN. Sampai saat ini Muhammadiyah selain PAN dapat ceruk masa. Ada memang Partai Matahari Bangsa (PMB) tetapi itu tidak lolos," katanya.
Namun, menurutnya di Indonesia Bagian Timur sedikit sekali yang berasal dari Muhammadiyah. Artinya PAN juga mampu menjaring masa diluar kaum Muhammadiyah. "Kalau kita melihat kalkulasi suara ditimur, itu sedikit Muhammadiyah disana. Namun PAN dapat menjaring dua sisi," ungkapnya.
Menurutnya, tinggal bagaimana Hatta secara personal memperkuat dirinya. Apalagi posisi Hatta saat ini cukup strategis untuk memperkuat dirirnya sebagai sosok yang laik untuk dipilih.
"Posisinya Menteri koordinator (Menko) ekonomi, ini ada implikasinya baik positif maupun negatif. Kalau kinerja Hatta teruji katakanlah sebagai Menko maka akan membantu," katanya, saat dihubungi KORAN SINDO, Selasa (27/8/2013) malam.
Arya menjelaskan, branding itu bisa dilakukan, misalnya dengan Hatta melakukan inisiasi kebijakan yang strategis dalam perekonomian Indonesia. Hal tersebut dinilai sangat mungkin membantu elektabilitas Hatta di luar kampanye dari PAN sendiri. "Itu salah satu saja. Ini kan dalam tataran kebijakan," katanya.
Kemudian, pencapresan Hatta juga akan terjegal jika PAN tidak memperbaiki elektabilitasnya. Sebagaia sebuah partai jika melihat syarat presidential threshold 20 persen, maka belum cukup mampu mengusung seorang presiden.
Tetapi masih ada waktu tujuh hingga delapan bulan sampai bulan April, tentu semua berubah. "Masih ada kemungkinan karena tren memilih publik kan fluktuatif ya. Jadi dia tidak bisa diukur cukup satu kali sebulan. Karena hari berikutnya bisa berubah," katanya.
PAN harus melakukan direct campaign dan indirect campaign untuk dapat menjaring masa. Ditanyakan keidentikan PAN dengan pemilih Muhammadiyah, Arya menilai hal tersebut positif. Pasalnya hingga kini baru PAN partai yang dapat menjadi ceruk masa pemilih Muhammadiyah.
"Itu memberi peluang bagi Hatta dan PAN. Sampai saat ini Muhammadiyah selain PAN dapat ceruk masa. Ada memang Partai Matahari Bangsa (PMB) tetapi itu tidak lolos," katanya.
Namun, menurutnya di Indonesia Bagian Timur sedikit sekali yang berasal dari Muhammadiyah. Artinya PAN juga mampu menjaring masa diluar kaum Muhammadiyah. "Kalau kita melihat kalkulasi suara ditimur, itu sedikit Muhammadiyah disana. Namun PAN dapat menjaring dua sisi," ungkapnya.
(maf)