Golput juga jadi tanggung jawab caleg
A
A
A
Sindonews.com - Permasalahan golput (golongan putih) dipandang bukan hanya tanggung jawab Komisi Pemilihan Umum (KPU) ataupun Partai Politik (Parpol) semata. Namun, para calon legislatif (Caleg) juga harus bisa berperan dalam meminimalisir angka golput.
"Menurut saya, hal ini juga harus menjadi tugas para caleg. Agar tidak ada lagi pemilih yang golput," kata Ketua Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Penegak Demokrasi Pemilu, Didi Supriyanto dalam sebuah diskusi di Kantor KPU, Jalan Imam Bonjol, Jakarta Pusat, Selasa (27/8/2013).
Lebih lanjut, dia menuturkan, persoalan golput selalu identik dengan kalangan pemuda. Karena itu, kalangan pemuda perlu lebih dilibatkan dalam pelaksanaan pemilu.
Sebab, kata dia, pelibatan kalangan pemuda di pelaksanaan pemilu adalah salah satu solusi untuk meminimalisir angka golput. "Mereka kan bisa dijadikan saksi, atau pengawas," tuturnya.
Lebih jauh, dia mengatakan, selain kelompok pemuda, ada kelompok lain yang juga kerap memilih golput, yakni kelompok pemalas. Untuk kategori ini, lanjutnya, memang perlu diberikan pemahaman dan sosialisasi agar bisa tetap menggunakan hak suaranya.
"Kemudian ada pula kelompok yang memang sengaja tidak mau datang ke TPS," pungkasnya.
"Menurut saya, hal ini juga harus menjadi tugas para caleg. Agar tidak ada lagi pemilih yang golput," kata Ketua Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Penegak Demokrasi Pemilu, Didi Supriyanto dalam sebuah diskusi di Kantor KPU, Jalan Imam Bonjol, Jakarta Pusat, Selasa (27/8/2013).
Lebih lanjut, dia menuturkan, persoalan golput selalu identik dengan kalangan pemuda. Karena itu, kalangan pemuda perlu lebih dilibatkan dalam pelaksanaan pemilu.
Sebab, kata dia, pelibatan kalangan pemuda di pelaksanaan pemilu adalah salah satu solusi untuk meminimalisir angka golput. "Mereka kan bisa dijadikan saksi, atau pengawas," tuturnya.
Lebih jauh, dia mengatakan, selain kelompok pemuda, ada kelompok lain yang juga kerap memilih golput, yakni kelompok pemalas. Untuk kategori ini, lanjutnya, memang perlu diberikan pemahaman dan sosialisasi agar bisa tetap menggunakan hak suaranya.
"Kemudian ada pula kelompok yang memang sengaja tidak mau datang ke TPS," pungkasnya.
(kri)