Cegah kanker payudara, perlu deteksi dini
A
A
A
Sindonews.com - Tingginya penderita kanker pada perempuan terjadi kebanyakan terjadi pada negara berkembang. Pemerintah diharapkan melakukan sosialisasi untuk para perempuan melakukan deteksi dini secara manual.
Anggota Komisi IX DPR Nova Riyanti Yusuf (Noriyu) mengatakan, pemerintah selaiknya harus melakukan sosialisasi secara terus menerus dan meningkat, terkait dengan cara pemeriksaan kesehatan perempuan secara berkala.
Menurutnya, dalam melakukan pemeriksaan, pemerintah tidak harus menggunakan peralatan canggih dalam mendeteksi kelainan payudara. "Cukup diajarkan sacara manual untuk memeriksa benjolan. Nah apakah ini sudah tersosialisasikan secara nasional?," tandas dia saat dihubungi KORAN SINDO, Senin (26/8/2013).
Menurut Noriyu, pemerintah cukup memberikan kemudahan yang sederhana, terpenting ialah implementasinya. Selanjutnya, dalam melakukan pencegahan, pemerintah laiknya tidak hanya fokus pada penyembuhan semata, tetapi secara pencegahan dan promosi kesehatan.
"Jika hanya menunggu kanker menjadi parah, hal tersebut tidak akan menurunkan angka kematian perempuan. Periksa sendiri secara manual tidak perlu ke dokter," paparnya.
Lanjut dia, pada negara maju, para perempuan sudah disebarkan brosur mengenai bagaimana perempuan bisa memeriksa payudaranya sendiri secara manual secara berkala, tanpa memerlukan alat medis dan bantuan dokter.
"Ini namanya pencegahan dan promosi. Ini yang benar, jangan setelah parah baru ke dokter. Kalau mau selalu bilang obat mahal dan dokter mahal, hal itu memutilasi hak individu untuk ikut menjaga kesehatan dirinya," jelasnya.
Anggota Komisi IX DPR Nova Riyanti Yusuf (Noriyu) mengatakan, pemerintah selaiknya harus melakukan sosialisasi secara terus menerus dan meningkat, terkait dengan cara pemeriksaan kesehatan perempuan secara berkala.
Menurutnya, dalam melakukan pemeriksaan, pemerintah tidak harus menggunakan peralatan canggih dalam mendeteksi kelainan payudara. "Cukup diajarkan sacara manual untuk memeriksa benjolan. Nah apakah ini sudah tersosialisasikan secara nasional?," tandas dia saat dihubungi KORAN SINDO, Senin (26/8/2013).
Menurut Noriyu, pemerintah cukup memberikan kemudahan yang sederhana, terpenting ialah implementasinya. Selanjutnya, dalam melakukan pencegahan, pemerintah laiknya tidak hanya fokus pada penyembuhan semata, tetapi secara pencegahan dan promosi kesehatan.
"Jika hanya menunggu kanker menjadi parah, hal tersebut tidak akan menurunkan angka kematian perempuan. Periksa sendiri secara manual tidak perlu ke dokter," paparnya.
Lanjut dia, pada negara maju, para perempuan sudah disebarkan brosur mengenai bagaimana perempuan bisa memeriksa payudaranya sendiri secara manual secara berkala, tanpa memerlukan alat medis dan bantuan dokter.
"Ini namanya pencegahan dan promosi. Ini yang benar, jangan setelah parah baru ke dokter. Kalau mau selalu bilang obat mahal dan dokter mahal, hal itu memutilasi hak individu untuk ikut menjaga kesehatan dirinya," jelasnya.
(maf)