Bersihkan sektor Migas
A
A
A
KEINGINAN publik terhadap KPK yang sedang membongkar kasus suap yang melibatkan mantan Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Rudi Rubiandini sudah jelas dan tegas.
Usut tuntas hingga ke aktor intelektualnya! Jangan hanya berhenti sampai level Kepala SKK Migas saja. Jangan ada lagi istilah si A yang dikorbankan untuk menutupi alur ke atas pengusutan kasus ini. Konstitusi menjamin seluruh warga negara memiliki kedudukan yang sama di depan hukum. Siapa pun dia. Tidak ada kecuali. Desakan publik agar KPK tidak takut mengusut hingga level tertinggi kasus suap di sektor minyak dan gas bumi, mewakili suara hati yang paling dalam masyarakat Indonesia yang sudah kesal dengan korupsi.
Sudah rahasia umum jika kasus-kasus besar yang diduga mengarah pada keterlibatan tokoh-tokoh berpengaruh akan berakhir antiklimaks. Terlihat menggebu-gebu di depan namun akan sunyi senyap di belakang. Nah, kita tidak mau KPK terjebak pada zona itu; meski kita percaya dalam sejumlah kasus KPK membuktikan diri tidak mau terjebak di zona itu.
Penetapan tersangka terhadap pejabat yang aktif, petinggi parpol dan orangorang kuat lain yang dilakukan oleh KPK patut diapresiasi. Sejumlah desakan yang disampaikan ke KPK ketika menghadapi kasus-kasus besar yang pelik adalah hal yang wajar. Bukan bentuk ketidakpercayaan, tapi bentuk kecintaan publik kepada KPK. Publik juga telah membuktikan cinta itu dan selalu berada di garis depan ketika KPK dianiaya oleh pihak lain.
Tentu saja, publik tidak mau KPK masuk angin dalam mengusut korupsi di sektor migas. Siapa pun, termasuk KPK, adalah lembaga yang juga rentan diintervensi oleh pihak-pihak yang posisinya terancam dengan pengungkapan kasus korupsi di sektor yang strategis ini. Desakan dan kritik masyarakat adalah obat yang mampu menjaga integritas para pemimpin dan penyidik KPK.
Sejauh ini, KPK memberi respons baik terhadap berbagai bentuk desakan itu, termasuk kritik-kritik keras yang bernada menyerang atau mendiskreditkan. Kasus korupsi sektor migas tergolong istimewa. Karena sudah sekian lama rumor berkembang bahwa sektor inilah yang menjadi lahan basah untuk mendulang uang haram dengan jumlah besar.
Operasi Tangan-Tangan (OTT) terhadap Rubi Rubiandini adalah momentum penting untuk masuk lebih dalam lagi dalam membongkar skandal-skandal korupsi lain yang lebih dahsyat disektor migas. Idealnya migas harus bersih dari tangan-tangan kotor koruptor agar hasil bumi Indonesia itu benar-benar mengalir untuk kesejahteraan masyarakat. Sektor migas adalah penyumbang devisa negara yang paling besar dan signifikan.
Jadi sangat wajar jika sektor ini menjadi rebutan para koruptor. Karena itu, sektor migas harus diberi penjagaan berlapis supaya tidak gampang ditembus para koruptor. Tidak hanya dengan undang-undang dan peraturan, migas harus dijaga oleh orang-orang bersih dan berintegritas. Pengelolaannya pun harus terbuka. Masih banyak sektor migas yang dikelola secara tertutup dan terselubung.
Di sanalah praktik-praktik kotor itu terjadi secara berkelanjutan. Ada tangan-tangan yang sengaja melindungi agar sisi gelap itu tidak tersentuh. KPK ibarat pisau tajam yang harus terus diasah untuk menembus lapisan-lapisan baja yang menutupi praktik-praktik kotor yang menyengsarakan rakyat di sektor migas.
Usut tuntas hingga ke aktor intelektualnya! Jangan hanya berhenti sampai level Kepala SKK Migas saja. Jangan ada lagi istilah si A yang dikorbankan untuk menutupi alur ke atas pengusutan kasus ini. Konstitusi menjamin seluruh warga negara memiliki kedudukan yang sama di depan hukum. Siapa pun dia. Tidak ada kecuali. Desakan publik agar KPK tidak takut mengusut hingga level tertinggi kasus suap di sektor minyak dan gas bumi, mewakili suara hati yang paling dalam masyarakat Indonesia yang sudah kesal dengan korupsi.
Sudah rahasia umum jika kasus-kasus besar yang diduga mengarah pada keterlibatan tokoh-tokoh berpengaruh akan berakhir antiklimaks. Terlihat menggebu-gebu di depan namun akan sunyi senyap di belakang. Nah, kita tidak mau KPK terjebak pada zona itu; meski kita percaya dalam sejumlah kasus KPK membuktikan diri tidak mau terjebak di zona itu.
Penetapan tersangka terhadap pejabat yang aktif, petinggi parpol dan orangorang kuat lain yang dilakukan oleh KPK patut diapresiasi. Sejumlah desakan yang disampaikan ke KPK ketika menghadapi kasus-kasus besar yang pelik adalah hal yang wajar. Bukan bentuk ketidakpercayaan, tapi bentuk kecintaan publik kepada KPK. Publik juga telah membuktikan cinta itu dan selalu berada di garis depan ketika KPK dianiaya oleh pihak lain.
Tentu saja, publik tidak mau KPK masuk angin dalam mengusut korupsi di sektor migas. Siapa pun, termasuk KPK, adalah lembaga yang juga rentan diintervensi oleh pihak-pihak yang posisinya terancam dengan pengungkapan kasus korupsi di sektor yang strategis ini. Desakan dan kritik masyarakat adalah obat yang mampu menjaga integritas para pemimpin dan penyidik KPK.
Sejauh ini, KPK memberi respons baik terhadap berbagai bentuk desakan itu, termasuk kritik-kritik keras yang bernada menyerang atau mendiskreditkan. Kasus korupsi sektor migas tergolong istimewa. Karena sudah sekian lama rumor berkembang bahwa sektor inilah yang menjadi lahan basah untuk mendulang uang haram dengan jumlah besar.
Operasi Tangan-Tangan (OTT) terhadap Rubi Rubiandini adalah momentum penting untuk masuk lebih dalam lagi dalam membongkar skandal-skandal korupsi lain yang lebih dahsyat disektor migas. Idealnya migas harus bersih dari tangan-tangan kotor koruptor agar hasil bumi Indonesia itu benar-benar mengalir untuk kesejahteraan masyarakat. Sektor migas adalah penyumbang devisa negara yang paling besar dan signifikan.
Jadi sangat wajar jika sektor ini menjadi rebutan para koruptor. Karena itu, sektor migas harus diberi penjagaan berlapis supaya tidak gampang ditembus para koruptor. Tidak hanya dengan undang-undang dan peraturan, migas harus dijaga oleh orang-orang bersih dan berintegritas. Pengelolaannya pun harus terbuka. Masih banyak sektor migas yang dikelola secara tertutup dan terselubung.
Di sanalah praktik-praktik kotor itu terjadi secara berkelanjutan. Ada tangan-tangan yang sengaja melindungi agar sisi gelap itu tidak tersentuh. KPK ibarat pisau tajam yang harus terus diasah untuk menembus lapisan-lapisan baja yang menutupi praktik-praktik kotor yang menyengsarakan rakyat di sektor migas.
(nfl)