Polri kesulitan ungkap pelaku kejahatan senpi ilegal

Rabu, 14 Agustus 2013 - 17:43 WIB
Polri kesulitan ungkap...
Polri kesulitan ungkap pelaku kejahatan senpi ilegal
A A A
Sindonews.com - Kepolisian tak menampik mengalami kesulitan dalam mencegah maraknya peredaran dan penggunaan senjata api ilegal. Hal itu terbukti, dari banyaknya kasus penembakan yang terjadi dalam waktu sebulan terakhir dan yang menjadi korban sebagian besar anggota Polri.

"Sampai dengan hari ini kita masih terus melakukan upaya-upaya mengungkap peristiwa yang terjadi. Mudah-mudahan dapat segera terselesaikan," kata Kepala Bagian Penerangan Umum (Kabag Penum) Mabes Polri, Kombes Pol Agus Rianto di kantornya, Jalan Trunojoyo, Jakarta Selatan, Rabu (14/8/2013).

Maraknya peredaran senjata api ilegal dan penggunaanya yang telah menimbulkan banyak korban jiwa, terlihat jelas dalam waktu sepekan terakhir. Dalam waktu sepekan terakhir, terdapat empat kasus penembakan dengan menggunakan senjata api ilegal.

Pertama, pada hari Rabu 7 Agustus lalu, telah terjadi penembakkan yang menyebabkan tewasnya anggota Polsek Metro Cilandak, Ajun Inspektur Satu Dwiyatno. Dwiyatno ditembak di depan Rumah Sakit Sari Asih, Jalan Otista Raya, Kelurahan Sasak Tinggi, Ciputat, Tangerang Selatan, sekira pukul 04.30 WIB.

Selang satu hari, kembali terhadi penembakkan terhadap pegawai Lembaga Pemasyarakatan (LP) Wirogunan, Yogyakarta, Agus Susetyo (43). Agus ditembak orang tak dikenal dengan memakai senjata api jenis pistol berpeluru kaliber 9 x 19 milimeter di rumah dinasnya di Wirogunan, Yogyakarta. Agus ditembak dua kali di bagian dada kanan dan kiri.

Kemudian, pada 9 Agustus lalu, juga terjadi penembakkan terhadap halte bus transjakarta Cawang Cikoko, Jakarta Selatan, dan Cawang Ciliwung, Jakarta Timur, pada dini hari.

Kasus penembakkan terbaru terjadi pada Selasa 13 Agustus kemarin. Kali ini rumah anggota Direktorat Narkoba Polda Metro Jaya Ajun Komisaris Andreas Tulam, di Perumahan Banjar Wijaya, Cipete, Pinang, Tangerang, menjadi sasaran tembak orang tidak dikenal pada Selasa (13/8/2013) sekitar pukul 06.15 WIB.

Agus mengakui bahwa sulitnya mengungkap pelaku penembakan tersebut, karena aksi penembakan tersebut kerap terjadi pada waktu-waktu istirahat, yakni dini hari hingga menjelang subuh.

Para pelaku memanfaatkan waktu-waktu tersebut untuk menyebar teror lantaran pada saat itu jumlah saksi mata cenderung sedikit. Sehingga, polisi akan sulit mengumpulkan informasi keterangan ciri-ciri pelaku dari saksi mata yang ada.

"Kondisi seperti ini menjadi tantangan bagi Polri untuk mengungkap segala bentuk pelanggaran Kamtibmas," tandas Agus.
(kri)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0652 seconds (0.1#10.140)