Perluasan Mina ganggu mobilitas jemaah haji
A
A
A
Sindonews.com - Kementerian Agama (Kemenag) menginformasikan, kawasan Mina yang diperluas menjadi Mina Jadid, tempat pelemparan jumroh lokasinya masih sangat terbatas. Jika dibandingkan dengan jumlah jemaah haji yang semakin banyak, tempat tersebut tidak muat dan harus dipelebar.
“Jadi lokasinya sedikit agak jauh dari dari tempat umum-nya lokasi pelemparan jumroh,” ujar Kepala Pusat Informasi dan hubungan Masyarakat Kemenag Zubaidi ketika ditemui di Kantor Kemenag di Jakarta, Selasa (6/8/2013).
Ia melanjutkan, area yang diperluas dikarenakan harus didirikan tenda-tenda yang menjadi tempat beristirahat para jemaah. Hal ini sudah dilakukan pemerintah Arab Saudi dari waktu ke waktu.
Menurutnya, beberapa kendala dari para jemaah dikarenakan tempatnya yang jauh sebagian pihak merasa bingung tempat tersebut bagian dari Mina atau bukan. Karena dianggap sahnya ibadah haji, jika wabidnya di Mina.
“Jika tidak di Mina apakah itu sempurna atau tidak. Namun, pemerintah Arab tidak permasalahkan hal tersebut,” tegas dia.
Sementara, Wakil Menteri Agama (Wamenag) Nasaruddin Umar mengatakan perbaikan yang dilakukan Pemerintah Arab Saudi untuk memperluas Madinah, Mekkah dan Mina. Perbaikan yang dilakukan mulai dari rumah-rumah yang pendek, pembongkaran terminal di dalam tanah dan perluasan di Mina tentunya akan menggangu mobilitas para jemaah haji.
Untuk itu dibutuhkan kesabaran dan dalam melaksanakan ibadah haji. “Terlihat dari pekerjaan yang dilakukan, pemerintah Arab Saudi berusaha untuk bekerja cepat 24 jam. Maka dengan kesabaran maka tempat ibadah pun akan semakin luas,” kata Nasaruddin.
“Jadi lokasinya sedikit agak jauh dari dari tempat umum-nya lokasi pelemparan jumroh,” ujar Kepala Pusat Informasi dan hubungan Masyarakat Kemenag Zubaidi ketika ditemui di Kantor Kemenag di Jakarta, Selasa (6/8/2013).
Ia melanjutkan, area yang diperluas dikarenakan harus didirikan tenda-tenda yang menjadi tempat beristirahat para jemaah. Hal ini sudah dilakukan pemerintah Arab Saudi dari waktu ke waktu.
Menurutnya, beberapa kendala dari para jemaah dikarenakan tempatnya yang jauh sebagian pihak merasa bingung tempat tersebut bagian dari Mina atau bukan. Karena dianggap sahnya ibadah haji, jika wabidnya di Mina.
“Jika tidak di Mina apakah itu sempurna atau tidak. Namun, pemerintah Arab tidak permasalahkan hal tersebut,” tegas dia.
Sementara, Wakil Menteri Agama (Wamenag) Nasaruddin Umar mengatakan perbaikan yang dilakukan Pemerintah Arab Saudi untuk memperluas Madinah, Mekkah dan Mina. Perbaikan yang dilakukan mulai dari rumah-rumah yang pendek, pembongkaran terminal di dalam tanah dan perluasan di Mina tentunya akan menggangu mobilitas para jemaah haji.
Untuk itu dibutuhkan kesabaran dan dalam melaksanakan ibadah haji. “Terlihat dari pekerjaan yang dilakukan, pemerintah Arab Saudi berusaha untuk bekerja cepat 24 jam. Maka dengan kesabaran maka tempat ibadah pun akan semakin luas,” kata Nasaruddin.
(kri)