Jelang 2014, Jokowi harus diingatkan agar tak megalomania
A
A
A
Sindonews.com - Peneliti senior Central Strategic International Studies (CSIS) J Kristiadi meminta masyarakat untuk turut aktif mengingatkan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) agar tidak terlena dengan popularitasnya yang meningkat.
Menurutnya, Jokowi tetaplah sosok manusia biasa yang bisa saja gampang terlena dengan iming-iming jabatan politik yang menggiurkan. Dari itu, kata dia, kewajiban masyarakat untuk tetap mengingatkan mantan Wali Kota Solo tersebut.
"Oh tidak apa-apa, itu menjadi kritik yang baik supaya dia tidak terlena. Kalau tidak, dia sudah jadi megalomania nanti. Dia perlu diingatkan karena dia juga manusia biasa," kata Kristiadi, di Kantor YLBHI, Jakarta, Rabu (24/7/2013).
Dia menambahkan, figur seperti Jokowi diakuinya akan menjadi target pengejaran (komoditi) partai politik untuk mendulang elektabilitas partainya dimata publik. Gejala tersebut diakui semakin kuat belakangan ini.
"Memang diakui elektabilitasnya semakin tinggi. Saya kira dia akan menjadi komoditi antara partai untuk siapa yang akan mengajak mereka. Dan sekarang indikasinya seperti itu ya," ungkapnya.
Selain itu, dia melanjutkan, popularitas Jokowi tersebut diperoleh karena keberhasilannya dalam membangun perubahan di daerah saat menjabat Wali Kota Solo. Sehingga, hampir mayoritas warga Jakarta sepakat saat Jokowi maju menjadi Gubernur DKI Jakarta.
"Ini tokoh yang membuktikan dia telah berhasil di daerahnya, dan kemudian di Jakarta. Dia dipilih dua kali 99 persen," jelasnya.
Menurutnya, Jokowi tetaplah sosok manusia biasa yang bisa saja gampang terlena dengan iming-iming jabatan politik yang menggiurkan. Dari itu, kata dia, kewajiban masyarakat untuk tetap mengingatkan mantan Wali Kota Solo tersebut.
"Oh tidak apa-apa, itu menjadi kritik yang baik supaya dia tidak terlena. Kalau tidak, dia sudah jadi megalomania nanti. Dia perlu diingatkan karena dia juga manusia biasa," kata Kristiadi, di Kantor YLBHI, Jakarta, Rabu (24/7/2013).
Dia menambahkan, figur seperti Jokowi diakuinya akan menjadi target pengejaran (komoditi) partai politik untuk mendulang elektabilitas partainya dimata publik. Gejala tersebut diakui semakin kuat belakangan ini.
"Memang diakui elektabilitasnya semakin tinggi. Saya kira dia akan menjadi komoditi antara partai untuk siapa yang akan mengajak mereka. Dan sekarang indikasinya seperti itu ya," ungkapnya.
Selain itu, dia melanjutkan, popularitas Jokowi tersebut diperoleh karena keberhasilannya dalam membangun perubahan di daerah saat menjabat Wali Kota Solo. Sehingga, hampir mayoritas warga Jakarta sepakat saat Jokowi maju menjadi Gubernur DKI Jakarta.
"Ini tokoh yang membuktikan dia telah berhasil di daerahnya, dan kemudian di Jakarta. Dia dipilih dua kali 99 persen," jelasnya.
(kri)