Menlu China ajak Indonesia suarakan kepentingan negara berkembang
A
A
A
Sindonews.com - Delegasi Kementerian Luar Negeri RI dan Delegasi Kementerian Luar Negeri Republik Rakyat Tiongkok (RRT) kembali menggelar Policy Planning Dialogue, di Beijing, China, Selasa (23/7/2013).
Ini merupakan forum konsultasi lembaga think-tank kedua Kementerian Luar Negeri untuk saling memberikan update tentang perkembangan dan proyeksi politik dan kebijakan luar negeri masing-masing negara.
Seperti dilansir laman setkab.go.id, Delegasi Indonesia dipimpin oleh Kepala Badan Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan (BPPK) Kementerian Luar Negeri, Pitono Purnomo. Sementara delegasi RRT dipimpin oleh Assistant Minister Kemlu RRT, Le Yucheng.
Dalam the 7th Policy Planning Dialogue RI – RRT ini, disamping saling memberikan briefing perihal pelaksanaan politik luar negeri masing-masing dan melakukan kajian atas impementasi Plan of Action dari Deklarasi Bersama Kemitraan Strategis kedua negara (April 2005), delegasi kedua negara juga melakukan pembahasan terkait dengan isu-isu yang mengemuka seperti perkembangan Laut China Selatan, US Rebalancing Strategy di Asia Pasifik, East Asia Summit, Konflik Semenanjung Korea, APEC dan Diplomasi Ekonomi RRT di wilayah Pasifik Selatan.
Pitono mengatakan negara-negara di kawasan harus bekerja sama dengan erat dan saling membantu dalam mengupayakan perdamaian, stabilitas dan kemakmuran di kawasan, bukannya saling mendominasi satu sama lain.
Sebelum pelaksanaan Policy Planning Dialogue Pitono melakukan kunjungan kehormatan kepada Menteri Luar Negeri RRT, Wang Yi. Dalam kesempatan itu Menlu Wang Yi menegaskan arti pentingnya hubungan RRT dengan Indonesia sebagai negara besar di kawasan Asia Tenggara.
“China selalu menghargai hubungannya dengan Indonesia dan berharap agar dapat terus ditingkatkan. Bukan saja peningkatan hubungan bilateral, juga agar kedua negara dapat saling bekerja sama di berbagai forum regional dan multilateral,” kata Wang Yi.
Wang Yi juga menegaskan bahwa sebagai negara berkembang, diharapkan Indonesia dan China dapat bekerja sama untuk menyuarakan kepentingan negara-negara berkembang di berbagai forum multilateral.
Ini merupakan forum konsultasi lembaga think-tank kedua Kementerian Luar Negeri untuk saling memberikan update tentang perkembangan dan proyeksi politik dan kebijakan luar negeri masing-masing negara.
Seperti dilansir laman setkab.go.id, Delegasi Indonesia dipimpin oleh Kepala Badan Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan (BPPK) Kementerian Luar Negeri, Pitono Purnomo. Sementara delegasi RRT dipimpin oleh Assistant Minister Kemlu RRT, Le Yucheng.
Dalam the 7th Policy Planning Dialogue RI – RRT ini, disamping saling memberikan briefing perihal pelaksanaan politik luar negeri masing-masing dan melakukan kajian atas impementasi Plan of Action dari Deklarasi Bersama Kemitraan Strategis kedua negara (April 2005), delegasi kedua negara juga melakukan pembahasan terkait dengan isu-isu yang mengemuka seperti perkembangan Laut China Selatan, US Rebalancing Strategy di Asia Pasifik, East Asia Summit, Konflik Semenanjung Korea, APEC dan Diplomasi Ekonomi RRT di wilayah Pasifik Selatan.
Pitono mengatakan negara-negara di kawasan harus bekerja sama dengan erat dan saling membantu dalam mengupayakan perdamaian, stabilitas dan kemakmuran di kawasan, bukannya saling mendominasi satu sama lain.
Sebelum pelaksanaan Policy Planning Dialogue Pitono melakukan kunjungan kehormatan kepada Menteri Luar Negeri RRT, Wang Yi. Dalam kesempatan itu Menlu Wang Yi menegaskan arti pentingnya hubungan RRT dengan Indonesia sebagai negara besar di kawasan Asia Tenggara.
“China selalu menghargai hubungannya dengan Indonesia dan berharap agar dapat terus ditingkatkan. Bukan saja peningkatan hubungan bilateral, juga agar kedua negara dapat saling bekerja sama di berbagai forum regional dan multilateral,” kata Wang Yi.
Wang Yi juga menegaskan bahwa sebagai negara berkembang, diharapkan Indonesia dan China dapat bekerja sama untuk menyuarakan kepentingan negara-negara berkembang di berbagai forum multilateral.
(lal)