Ini kisah Djoko Susilo dan ratusan kerisnya

Rabu, 17 Juli 2013 - 05:04 WIB
Ini kisah Djoko Susilo dan ratusan kerisnya
Ini kisah Djoko Susilo dan ratusan kerisnya
A A A
Sindonews.com - Usai menjalani persidangan lebih dari 10 jam di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor), Jakarta, Selasa (16/7/13), terdakwa Irjen Polisi Djoko Susilo memberikan kesempatan bercerita seputar kepemilikan 200 kerisnya.

Perbincangan hangat itu terjadi saat Djoko turun dari ruang terdakwa. Dengan didampingi dua kuasa hukumnya, Juniver Girsang dan Teuku Nasrullah, Djoko yang mengenakan batik lengan panjang hijau bermotif dan celana gelap langsung berbagi cerita kepada sejumlah wartawan termasuk SINDO.

Juniver yang sesaat lalu sempat dikonfirmasi wartawan seputar keris-keris miliki Djoko, dan pertemuan dengan Benita Pratiwi di Menara Peninsula, Kawasan Slipi, Jakarta Barat itu kemudian meminta Djoko menjelaskan seputar kepemilikan keris kepada wartawan.

"Mas, teman-teman wartawan mau nanya soal keris-keris itu," ujar Juniver kepada Djoko di lobi Pengadilan Tipikor, Jakarta, Selasa (16/7/13) malam.

Djoko awalnya hanya menuturkan, jenis-jenis keris itu tidak pantas ditanyakan kepadanya. Pertanyaan itu hanya laik ditanyakan kepada orang yang benar-benar paham keris. Mantan Gubernur Akpol itu kemudian menceritakan.

"Sejak kapten. Waktu mulai di solo, saya sudah senang mengkoleksi keris," ujarnya saat duduk di kursi lobi.

Dia menuturkan, kepemilikan keris bukan hanya didapat dengan cara pembelian. Beberapa keris miliknya ada juga yang dikasih. Ada juga keris yang datang sendiri.

"Sama seperti punya duit, pengen rumah belum tentu rumah itu kebeli. Sama naik haji, naik haji ada yang gagal. Keris itu tergantung juga dengan tangan cocok atau tidak. Itu memang ada," jelasnya.

Dia menjelaskan, dari 200 keris yang dimilikinya memilik fungsi berbeda-beda. Disinggung dari 16 keris yang dibelinya dari saksi Indra Jaya Februhariadi, mantan Kakorlantas ini hanya menyebut itu rahasia.

Tetapi secara umum 200 keris miliknya itu memiliki fungsi diantaranya untuk memudahkan dalam pencarian rezeki dan menjaga keperkasaan pria.

"Ada yang buat itu (keperkasaan pria), ada yang buat wibawa, ada yang bisa buat marah, buat kekutan ada dan buat tangan dingin. Tapi kan itu tergantung kepercayaan pemegangnya," bebernya.

Selain itu, lanjutnya, beberapa keris miliknya ada yang hanya bersifat seni atau cinderamata. Dua di antaranya saat ini masih berada di ruang kerjanya di Akpol, Semarang, Jawa Tengah.

Tetapi dia mengaku belum sempat membawa dua keris itu sampai dirinya disidang sebagai terdakwa. Disinggung apakah alasan pengumpulan keris itu karena bisnis, dia balik bertanya ke salah satu wartawan terkait hobinya. Wartawan tersebut langsung menjawab naik gunung.

"Ya seperti itu (hobi). Mau lihat? Kalau mau nih minta izin (sambil menunjuk petugas rutan KPK yang berada di belakangnya)," ujar Djoko singkat sambil tersenyum lebar.

Dikonfirmasi alasan Andreas Gudsman, warga Negara Jerman yang membeli satu keris seharga 680 ribu uero tahun 1999, Djoko lagi-lagi hanya tersenyum. Dia menceritakan, keris sudah ada sejak zaman kerajaan Nusantara.

Setiap keris itu punya kelebihan. Tetapi dia mengaku tidak menghafalnya. Dikonfirmasi dari kerajaan mana keris-keris miliknya, Jenderal polisi bintang dua itu menyatakan ada.

"Keris-keris itu kan ada dari jaman kerajaan. Ada dari Kerajaan Lampung, ada dari Kerajaan Kutai," tandasnya.

Kuasa hukum Djoko Susilo, Juniver Girsang yang lebih dulu dikonfirmasi wartawan menuturkan, dirinya sempat mendengar adanya kepemilikan keris oleh kliennya. Tapi dia tidak pernah melihat langsung.

"Tapi karena ada saksi tadi memang yang mengatakan soal itu (keris) saya baru sadar. Terus baru tahu saya, DS itu jenderal saksi," ucapnya sambil tersenyum.

Dia menjelaskan, pasca memberikan kesaksian di depan hakim, Indra menceritakan kepadanya, bahwa warga Jerman itu tidak membeli keris dalam pecahan uero tapi dollar amerika.

"Tadi dia (Indra Jaya Februhariadi) pas keluar saya tanya, dia ngomong dollar loh. Iya. Tadi katanya dia salah ngomong (uero)," tandasnya.

Kepemilikan keris Djoko Susilo terungkap saat saksi Indra Jaya Februhariadi yang dihadirkan Jaksa Penuntut Umum (JPU) KPK memberikan keterangannya di hadapan Majelis Hakim Pengadilan Tipikor, Jakarta, Selasa (16/7/13) sore.

Indra menjelaskan, Djoko memiliki 200 keris. 16 keris diantaranya dibeli Djoko dari tangannya. dibayar dengan sebuah rumah di Pesona Khayangan, Depok, Jawa Barat. Harganya sekitar Rp1,6 miliar.

Indra juga merupakan orang yang merawat keris pusaka milik Djoko Susilo. Menurutnya saat membeli beberapa keris dengan rumah seharga Rp1,6 miliar itu, Djoko Susilo juga masih memberikannya uang Rp150 juta.

"Totalnya (keris milik Djoko Susilo) saya lupa. Mungkin lebih dari 200 buah," jelasnya.

Indra mengaku, dirinya dititipkan Djoko untuk menjaga keris-keris miliknya. Salah satu keris milik Djoko pernah dibeli Andreas Gudsman. Dia juga memberikan keterangan bahwa salah satu keris miliki Djoko punya kesaktian unik.

"Kalau pegang keris, rambutnya enggak bisa dipotong. Terus kerisnya jadi warna merah delima," bebernya.

Indra yang memberikan keterangan dengan logat Jawa kental itu juga membeberkan tentang upaya penyidik KPK yang ingin menyita keris milik Djoko Susilo. Hal itu terjadi saat penyidik KPK mendatangi rumah Indrajaya.

Di hadapan majelis hakim, kata Indra, dirinya menyampaikan kepada penyidik KPK, bahwa dirinya tidak mempermasalahkan apabila keris itu ingin disita. Tapi dia mengaku tidak bertanggungjawab apabila terjadi ”sesuatu” pasca penyitaan keris-keris tersebut.

"Saya bilang ke penyidik silahkan saja kalau mau menyita. Tapi saya enggak ikut-ikutan. Tapi akhirnya enggak jadi diambil," tuturnya sembari tersenyum.

Kontan saja pengakuan tersebut memancing tawa pengunjung sidang. Terdakwa Djoko Susilo bahkan ikut tertawa lepas.

Indra menjelaskan, analisanya tentang kasus yang saat ini membelit Djoko Susilo terjadi lantaran dia lupa memandikan keris pusaka milik Djoko Susilo. Padahal sudah menjadi kebiasaan keris-keris itu dimandikan setiap malam satu syuro. Lagi-lagi tawa pengunjung sidang sedikit membahana.

"Tapi waktu itu saya lupa memandikan. Akhirnya Pak Djoko keburu kena masalah," tandasnya.
(stb)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7039 seconds (0.1#10.140)