Parpol lain punya syahwat politik jika PKS keluar
A
A
A
Sindonews.com - Sejumlah partai politik (parpol) koalisi meminta, agar Partai Keadilan Sejahtera (PKS) keluar dari Sekretariat Gabungan (Setgab), karena tak sejalan lagi dengan pemerintah.
Hal itu pun diakui Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) PKS, Mahfudz Siddiq. Menurutnya, permintaan agar partainya keluar dari koalisi, terjadi di luar maupun sidang paripurna, saat pengesahan Anggaran Pendapatan Belanja Negara Perubahan (APBNP) Tahun 2013.
"Wajarlah, mungkin mereka punya kepentingan politik," kata Mahfudz di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta Selatan, Senin (24/6/2013).
Dia melanjutkan, salah satu yang bisa didapatkan parpol koalisi jika PKS didepak dari Setgab, tak lain adalah tiga kursi kementerian yang kini ditempati PKS. "Mereka punya kesempatan mengisi kursi itu," terangnya.
Ketua Komisi I ini pun menyayangkan sikap yang dilakukan parpol koalisi terhadap partainya. Menurutnya, PKS menjalin koalisi dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebagai pimpinan, sehingga partai lain tak perlu berkomentar.
"Kalau masih (berkomentar) ya syahwat politik mereka enggak bisa dibendung lagi. Ini nyata terlihat. Syahwat politik kan urusan mereka," pungkasnya.
Hal itu pun diakui Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) PKS, Mahfudz Siddiq. Menurutnya, permintaan agar partainya keluar dari koalisi, terjadi di luar maupun sidang paripurna, saat pengesahan Anggaran Pendapatan Belanja Negara Perubahan (APBNP) Tahun 2013.
"Wajarlah, mungkin mereka punya kepentingan politik," kata Mahfudz di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta Selatan, Senin (24/6/2013).
Dia melanjutkan, salah satu yang bisa didapatkan parpol koalisi jika PKS didepak dari Setgab, tak lain adalah tiga kursi kementerian yang kini ditempati PKS. "Mereka punya kesempatan mengisi kursi itu," terangnya.
Ketua Komisi I ini pun menyayangkan sikap yang dilakukan parpol koalisi terhadap partainya. Menurutnya, PKS menjalin koalisi dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebagai pimpinan, sehingga partai lain tak perlu berkomentar.
"Kalau masih (berkomentar) ya syahwat politik mereka enggak bisa dibendung lagi. Ini nyata terlihat. Syahwat politik kan urusan mereka," pungkasnya.
(maf)