Blunder jika SBY pertahankan 3 menteri PKS
A
A
A
Sindonews.com - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dianggap melakukan sebuah kesalahan besar apabila masih mempertahankan tiga menteri Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
Padahal diyakini, SBY bakal mendepak PKS dari koalisi Sekretariat Gabungan (Setgab).
"Itu blunder, memang cara itu akan membuat 3 menteri tersebut balik ke Demokrat? Tidak, menurut saya, terlambat dan buat apa dia ke Demokrat?" ungkap Kordinator Lingkar Madani untuk Indonesia (LIMA) Ray Rangkuti di Cikini, Jakarta, Minggu (23/6/2013).
Ray menambahkan, tidak ada untungnya jika menteri PKS bertahan, hingga Pemilu Legislatif selesai.
Bahkan, jika menyebrang ke Demokrat, ketiga menteri itu pun belum tentu diterima seutuhnya oleh internal partai besutan SBY itu.
"Kalau diasumsikan tiga menteri ini akan berpaling ke Demokrat itu sih kalkulasi politik yang menurut saya baru belajar berpolitik, jika sampai ketiganya beralih," tegasnya.
Menurut Ray, sebaiknya ketiga menteri tersebut kembali ke PKS, karena basis yang sudah lama dibangun oleh mereka ada di sana.
"Mau tidak mau harus kembali dan tidak bisa melawan PKS. Itu yang saya sebut sia-sia," sambungnya.
Alasan SBY masih menahan tiga menteri PKS, diakui Ray, karena akan digunakan sebagai jembatan ke partai Dakwah tersebut.
"Cuma kalau PKS tetap dikoalisi enggak enak. Makanya, kesalahan SBY luar biasa, PKS diusir tapi tiga menterinya dipertahankan," simpulnya.
Jika, PKS didepak dari koalisi, Ray khawatir partai yang kini dikomandoi oleh Anis Matta sudah tak mau lagi mau mendukung kebijakan SBY.
"PKS sudah menikmati sebagai oposisi terhadap SBY, sehingga tidak mau lagi dia balik," pungkasnya.
Perlu diketahui, dalam Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II, PKS memiliki tiga kursi menteri, yakni Menteri Komunikasi dan Informasi Tifatul Sembiring, Menteri Pertanian Suswono, Menteri Sosial Salim Segaf Al-Jufri.
Padahal diyakini, SBY bakal mendepak PKS dari koalisi Sekretariat Gabungan (Setgab).
"Itu blunder, memang cara itu akan membuat 3 menteri tersebut balik ke Demokrat? Tidak, menurut saya, terlambat dan buat apa dia ke Demokrat?" ungkap Kordinator Lingkar Madani untuk Indonesia (LIMA) Ray Rangkuti di Cikini, Jakarta, Minggu (23/6/2013).
Ray menambahkan, tidak ada untungnya jika menteri PKS bertahan, hingga Pemilu Legislatif selesai.
Bahkan, jika menyebrang ke Demokrat, ketiga menteri itu pun belum tentu diterima seutuhnya oleh internal partai besutan SBY itu.
"Kalau diasumsikan tiga menteri ini akan berpaling ke Demokrat itu sih kalkulasi politik yang menurut saya baru belajar berpolitik, jika sampai ketiganya beralih," tegasnya.
Menurut Ray, sebaiknya ketiga menteri tersebut kembali ke PKS, karena basis yang sudah lama dibangun oleh mereka ada di sana.
"Mau tidak mau harus kembali dan tidak bisa melawan PKS. Itu yang saya sebut sia-sia," sambungnya.
Alasan SBY masih menahan tiga menteri PKS, diakui Ray, karena akan digunakan sebagai jembatan ke partai Dakwah tersebut.
"Cuma kalau PKS tetap dikoalisi enggak enak. Makanya, kesalahan SBY luar biasa, PKS diusir tapi tiga menterinya dipertahankan," simpulnya.
Jika, PKS didepak dari koalisi, Ray khawatir partai yang kini dikomandoi oleh Anis Matta sudah tak mau lagi mau mendukung kebijakan SBY.
"PKS sudah menikmati sebagai oposisi terhadap SBY, sehingga tidak mau lagi dia balik," pungkasnya.
Perlu diketahui, dalam Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II, PKS memiliki tiga kursi menteri, yakni Menteri Komunikasi dan Informasi Tifatul Sembiring, Menteri Pertanian Suswono, Menteri Sosial Salim Segaf Al-Jufri.
(lns)