Harga BBM melambung, saatnya mengubah pola hidup
A
A
A
Sindonews.com - Harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi telah resmi dinaikkan oleh pemerintah, Kamis (21/6/2013) malam. Masyarakat diminta mengubah pola hidup agar dapat tetap memenuhi kebutuhan hidup.
"Orang miskin dan kalangan menengah ke bawah sebaiknya mengubah pola hidup, misalnya berhenti untuk tidak merokok. Anggaran tiap orang untuk membeli rokok jika dihemat, dapat dialihkan untuk membeli kebutuhan pangan," ujar pengurus harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi, kepada Sindonews.com, Sabtu (22/6/2013).
Kenaikan harga BBM bersubsidi, kata dia, memberi dampak negatif dan positif sekaligus bagi masyarakat. Menurutnya, dampak positif dari kenaikan harga BBM bersubsidi dapat mengurangi penggunaan kendaraan bermotor oleh sebagian besar masyarakat dari kalangan menengah ke atas.
"Karena BBM faktanya yang menikmati orang-orang yang memiliki kendaraan bermotor, tapi kalau dinaikhan harga BBM, efeknya orang miskin yang tidak punya kendaraan perekonomiannya semakin sulit," kata Tulus.
Mengatasi dampak dari kenaikan harga BBM bersubsidi ini, lanjut dia, masyarakat kalangan menengah ke bawah diminta untuk mensiasatinya dengan mengubah pola hidup yang lebih baik, salah satunya dengan mengurangi konsumsi rokok.
"Orang miskin kalau bisa mengubah pola konsumsi bisa tidak terdampak. Banyak orang miskin yang merokok, apakah ayah atau anaknya, kalau dia tidak merokok kan bisa untuk kebutuhan yang lain," jelas Tulus.
"Kenaikan harga BBM kan ada kenaikan harga bahan pokok juga, jadi dia (masyarakat menengah ke bawah) harus merubah pola konsumsi, gaya hidupnya sehari-sehari. Semua berpengaruh," tansasnya.
"Orang miskin dan kalangan menengah ke bawah sebaiknya mengubah pola hidup, misalnya berhenti untuk tidak merokok. Anggaran tiap orang untuk membeli rokok jika dihemat, dapat dialihkan untuk membeli kebutuhan pangan," ujar pengurus harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi, kepada Sindonews.com, Sabtu (22/6/2013).
Kenaikan harga BBM bersubsidi, kata dia, memberi dampak negatif dan positif sekaligus bagi masyarakat. Menurutnya, dampak positif dari kenaikan harga BBM bersubsidi dapat mengurangi penggunaan kendaraan bermotor oleh sebagian besar masyarakat dari kalangan menengah ke atas.
"Karena BBM faktanya yang menikmati orang-orang yang memiliki kendaraan bermotor, tapi kalau dinaikhan harga BBM, efeknya orang miskin yang tidak punya kendaraan perekonomiannya semakin sulit," kata Tulus.
Mengatasi dampak dari kenaikan harga BBM bersubsidi ini, lanjut dia, masyarakat kalangan menengah ke bawah diminta untuk mensiasatinya dengan mengubah pola hidup yang lebih baik, salah satunya dengan mengurangi konsumsi rokok.
"Orang miskin kalau bisa mengubah pola konsumsi bisa tidak terdampak. Banyak orang miskin yang merokok, apakah ayah atau anaknya, kalau dia tidak merokok kan bisa untuk kebutuhan yang lain," jelas Tulus.
"Kenaikan harga BBM kan ada kenaikan harga bahan pokok juga, jadi dia (masyarakat menengah ke bawah) harus merubah pola konsumsi, gaya hidupnya sehari-sehari. Semua berpengaruh," tansasnya.
(lal)