BBM naik, perjuangan buruh sia-sia

Sabtu, 22 Juni 2013 - 07:30 WIB
BBM naik, perjuangan...
BBM naik, perjuangan buruh sia-sia
A A A
Sindonews.com - Anggota Komisi IX Indra mengkritisi keputusan pemerintah yang menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi. Soalnya, kebijakan ini akan berdampak negatif bagi kehidupan buruh.

Kata dia, baru awal tahun lalu buruh bisa mendapatkan kenaikan upah minimum, namun beban hidup mereka bertambah dengan adanya kenaikan BBM bersubsidi.

"Perjuang buruh dalam menuntuk kenaikan upah buruh pada akhir tahun lalu, akan sia-sia. Karena dengan naiknya harga-harga barang, itu artinya daya beli buruh atau masyarakat otomatis menurun dan hal ini berarti nilai upah buruh jelas terdegradasi," kata Indra saat dihubungi Sindonews, Sabtu (22/6/2013).

Menurutnya, dengan naiknya harga BBM bersubsidi maka akan diikuti dengan melonjaknya harga kebutuhan pokok sehingga beban masyarakat khususnya buruh akan bertambah.

"Dampak itu semua adalah orang miskin semakin miskin dan akan melonjaknya pertambahan orang miskin baru," terangnya.

Lebih lanjut politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) mengatakan, kenaikan BBM bersubsidi juga akan berimplikasi dengan meningkatnya biaya produksi.

"Akan berujung pada efesiensi karyawan yang dilakukan perusahaan atau dengan kata lain dalam waktu dekat akan ada potensi PHK (putus hubungan kerja) masal besar-besaran," pungkasnya.

Seperti diberitakan Sindonews sebelumnya, pemerintah melalui Menteri ESDM, Jero Wacik menaikan harga BBM bersubsidi senilai Rp2 ribu untuk premium bersubsidi, yang sebelumnya Rp4.500, kini jadi Rp6.500 sedangkan solar dari harga Rp4.500 naik Rp1.000 menjadi Rp5.500.
(mhd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1107 seconds (0.1#10.140)