Rencana kenaikan harga BBM & mobil murah dinilai keliru
A
A
A
Sindonews.com - Ketua Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI), Djoko Setijowarno menilai, kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi, merupakan opsi yang tidak tepat dalam menekan beban subsidi BBM.
Menurutnya, sementara isu penghematan energi digembor-gemborkan, pemerintah justru tengah berencana meluncurkan mobil murah. Program tersebut dianggapnya telah melukai hati masyarakat miskin.
Karena hal tersebut sangat bertentangan dengan upaya pemerintah untuk melakukan penghematan energi dan pengurangan beban subsidi.
"Pejabat Indonesia tidak sensitif terhadap kebutuhan transportasi rakyatnya. Yang dibutuhkan transportasi murah, tapi yang diberikan mobil murah. Program mobil hemat energi, ramah lingkungan dan terjangkau (low cost green car) tidak mendukung penghematan energi. Meski murah tetap saja kalau banyak yang beli, maka akan menguras BBM," tegas Djoko kepada Sindonews, Selasa (18/6/2013).
Sebelumnya, Ketua Umum DPD Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) DKI Jakarta, Ibnu Misbakhul Hayat mengatakan, alasan yang selama ini digadang-gadang sebagai latar belakang dinaikannya harga BBM yakni, karena negara sudah kelebihan beban subsidi, seolah hanya menjadi isapan jempol belaka.
"Alih-alih mengurangi beban subsidi BBM, justru anggaran untuk subsidi meningkat, dari Rp194 triliun, naik menjadi Rp210 triliun," ucapnya.
Menurutnya, sementara isu penghematan energi digembor-gemborkan, pemerintah justru tengah berencana meluncurkan mobil murah. Program tersebut dianggapnya telah melukai hati masyarakat miskin.
Karena hal tersebut sangat bertentangan dengan upaya pemerintah untuk melakukan penghematan energi dan pengurangan beban subsidi.
"Pejabat Indonesia tidak sensitif terhadap kebutuhan transportasi rakyatnya. Yang dibutuhkan transportasi murah, tapi yang diberikan mobil murah. Program mobil hemat energi, ramah lingkungan dan terjangkau (low cost green car) tidak mendukung penghematan energi. Meski murah tetap saja kalau banyak yang beli, maka akan menguras BBM," tegas Djoko kepada Sindonews, Selasa (18/6/2013).
Sebelumnya, Ketua Umum DPD Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) DKI Jakarta, Ibnu Misbakhul Hayat mengatakan, alasan yang selama ini digadang-gadang sebagai latar belakang dinaikannya harga BBM yakni, karena negara sudah kelebihan beban subsidi, seolah hanya menjadi isapan jempol belaka.
"Alih-alih mengurangi beban subsidi BBM, justru anggaran untuk subsidi meningkat, dari Rp194 triliun, naik menjadi Rp210 triliun," ucapnya.
(maf)