Meneladani Taufiq Kiemas

Senin, 10 Juni 2013 - 08:43 WIB
Meneladani Taufiq Kiemas
Meneladani Taufiq Kiemas
A A A
Sosok Taufiq Kiemas (TK) identik dengan istilah empat pilar. Pancasila, UUD 45, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dan Bhineka Tunggal Ika.

Dalam berbagai kesempatan, politikus senior yang juga ketua MPR RI ini selalu konsisten mengampanyekan empat pilar kepada seluruh komponen bangsa. Suami Megawati Soekarnoputri ini juga dikenal sangat piawai dalam membangun komunikasi politik dengan siapa saja, tidak peduli aliran politik, golongan, agama, suku-bangsa, dan sederet keberagaman lain di Bumi Indonesia.

Karena itu, sangatlah mafhum masyarakat dan tokoh-tokoh nasional begitu terkejut mendengar kabar Taufiq Kiemas wafat di Singapura, Sabtu (8/6) lalu. Duka yang dalam dan kehilangan tidak hanya dirasakan keluarga dekat almarhum, tapi juga seluruh masyarakat Indonesia. Taufiq Kiemas adalah teladan bagi banyak orang. Dia adalah salah satu negarawan yang berkomitmen memperjuangkan dasar-dasar kebangsaan dan kenegaraan di tengah hiruk-pikuk pragmatisme politik.

Taufiq adalah politikus yang berpikir dan bertindak melebihi politikus senior pada umumnya. Karena kecintaannya terhadap bangsa dan negara, Taufiq tidak pernah canggung untuk bertemu dan berdialog dengan siapa saja, mulai masyarakat kecil, aktivis pemuda, mahasiswa, para pejabat, hingga rival-rival politiknya. Maka tidak heran jika Taufiq disebut guru politik yang langka. Muridnya banyak, orang-orang yang merasa menjadi kawan pun tak kalah banyak.

Taufiq adalah sosok yang selalu melihat persamaan dalam setiap perbedaan. Begitulah kesan-kesan yang terpancar dari raut muka tokoh-tokoh dan khalayak setelah kepergian almarhum. Bagi generasi muda yang mungkin belum banyak mengenal Taufiq, suatu saat pasti akan mengenalnya dari tinta emas rekam jejak yang telah dia torehkan dalam perjalanan hidupnya. Taufiq memang dikenal sebagai politikus PDIP, namun sepak terjangnya didedikasikan untuk bangsa dan negara.

Kita berharap negeri ini tidak kehabisan sosok politikus yang negarawan seperti Taufiq. Memproduksi politikus yang andal bukanlah hal sulit. Banyak politikus muda yang cakap dan mumpuni yang menduduki jabatan-jabatan strategis saat ini. Akan tetapi, menciptakan politikus yang negarawan bukanlah pekerjaan gampang. Diperlukan perjuangan dan pengorbanan besar jika seorang politikus ingin menjadi negarawan.

Tentu akan ada ruang kosong sepeninggal Taufiq Kiemas dalam kancah politik nasional di tahun krusial menjelang Pemilu 2014 ini. Namun, masyarakat berharap kekosongan itu akan segera terisi oleh sosok-sosok negarawan lain yang bertekad mengangkat harkat dan martabat bangsa dan negara. Sampai sekarang pun, masyarakat masih berharap ruang-ruang kosong yang ditinggalkan para tokoh bangsa seperti Soekarno, Mohamad Hatta, Jenderal Sudirman, Gus Dur bisa segera terisi.

Diharapkan, kaum mudalah yang akan mengisi ruang-ruang kosong itu, agar perjalanan bangsa dan negara ini ke depan semakin terang benderang. Kita sadar setiap tokoh pendahulu memiliki dimensi ruang dan waktu sendiri. Tantangan dan beban berat yang dipikul pun berbeda satu dengan yang lain. Namun, mereka memiliki kecintaan yang sama akan tegaknya NKRI yang berdasar pada Pancasila dan UUD 45.

Kehilangan sosok sekaliber Taufiq Kiemas adalah kesedihan yang dalam. Namun, kesedihan itu harus diikuti oleh lahirnya generasi negarawan- negarawan baru yang semakin matang dalam memperjuangkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi dan golongan. Selamat jalan Pak Taufiq Kiemas!
(hyk)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5525 seconds (0.1#10.140)