TK ingin PDIP juga jadi rumah santri

Senin, 10 Juni 2013 - 08:01 WIB
TK ingin PDIP juga jadi...
TK ingin PDIP juga jadi rumah santri
A A A
Sindonews.com - Ada nafas kesantrian politik yang dibangun Taufiq Kiemas selama ini. Hal itu terlihat dari keinginan Taufiq Kiemas mendirikan Baitul Muslimin sebagai sayap Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) untuk mewadahi kader yang beragama Islam.

"Inilah Taufiq Kiemas, beliau ini tokoh PDIP yang berusaha membangun komunikasi politik dan kesimbangan politik," tukas pengamat politik Universitas Airlangga (Unair) Airlangga Pribadi, Senin (10/6/2013).

Lanjut Airlangga, inisiatif membentuk Baitul Muslimin itu adalah cara yang dilakukan di internal untuk membangun kesan bahwa PDIP juga menjadi rumah bagi kaum santri.

Sayap partai itulah nantinya yang akan menjadi wadah bagi kader-kader muslim untuk berpolitik. Cita-cita Taufiq Kiemas itu, lanjut Airlangga sangat bagus dan luar biasa.

Seperti diketahui, Sabtu, 8 Juni 2013, pukul 19.01 waktu Singapura, atau pukul 18.01 waktu Indonesia, Ketua MPR RI Taufiq Kiemas wafat setelah menjalani perawatan di General Hospital Singapore.

Suami Megawati Soekarnoputri yang lahir di Palembang, 31 Desember 1942 silam, meninggal karena sakit jantung.

Tidak saja keluarga besar PDIP yang merasa kehilangan, tapi seluruh bangsa ini. Presiden SBY dalam pidatonya mengajak seluruh warga negara ikut mengibarkan bendera setengah tiang, meski berdasarkan aturan yang ada, pengibaran setengah tiang itu diwajibkan hanya untuk instansi terkait.

Taufiq Kiemas, memulai karier politik sejak duduk di bangku mahasiswa sebagai anggota Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI).

Ketika menjadi kader Partai Demokrasi Indonesia (PDI), pada 1992, Taufiq Kiemas terdaftar sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).

Kiprah politik Taufiq Kiemas semakin cemerlang semenjak rezim orde baru tumbang. Setelah itu, tepatnya pada Pemilihan Umum Tahun 1999, PDIP keluar sebagai pemenang pemilu.

Kemenangan itu juga mengantarkan Megawati tak lain istrinya dan juga putri dari Presiden RI Pertama Soekarno menjadi Wakil Presiden mendampingi Abdurrahman Wahid. Dua tahun kemudian, Megawati menjabat sebagai Presiden menggantikan Gus Dur.
(lns)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.2265 seconds (0.1#10.140)