Kuliah hukum di savana Baluran
A
A
A
Sindonews.com - Belasan mahasiswa jurusan Hukum Lingkungan dan Sumber Daya Alam, Fakultas Hukum Universitas Widyagama, Malang, berdecak kagum saat memasuki kawasan Taman Nasional Baluran di Kecamatan Banyuputih, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur.
Hamparan hutan musim yang mengapit hutan evergreen menyambut kedatangan mereka. Beragam jenis satwa seperti monyet ekor panjang (macaca fascicularis), ayam hutan, burung merak, seolah memberi salam hangat di tengah jalan. Mereka baru masuk hutan kembali ketika kendaraan yang mengangkut dari Batangan menuju Savana Bekol mendekati satwa tersebut.
Selama perjalanan sepanjang 12 kilometer dari Batangan menuju Savana Bekol, mahasiswa diberi penjelasan oleh pemandu atau petugas taman nasional mengenai jenis tumbuhan, satwa, jenis hutan, dan berbagai informasi mengenai taman nasional. Mereka antusias sekali bertanya mengenai seluk beluk taman nasional Baluran serta perlindungan kawasan lindung itu.
Menurut Agus, petugas taman nasional Baluran, mengatakan, taman nasional Baluran mempunyai luas 25 ribu hektar dengan berbagai jenis tumbuhan dan satwa liar. Satwa yang menjadi ikon taman nasional ini adalah Banteng, yang jumlahnya kinji bisa dihitung dengan jari.
“Tahun 2000-an masih ada ratusan, tapi di tahun 2012 tersisa 27 ekor saja,” kata Agus kepada para mahasiswa, Jumat (7/6/2013).
Menurutnya, ikon taman nasional ini terancam punah akibat ulah pemburu liar yang profesional maupun tradisional yang digunakan untuk acara hajatan warga. Pada tahun 2000 an, masih sering dijumpai kawanan Banteng yang berada di savana.
Namun, kini sangat jarang dijumpai di savanna yang juga terancam tergusur tanaman akasia. “Luas savanna juga semakin terdesak tanaman akasia, dari sekira 10 ribu hektar kini sisa 5 ribuan hektar,” ujarnya.
Hamparan hutan musim yang mengapit hutan evergreen menyambut kedatangan mereka. Beragam jenis satwa seperti monyet ekor panjang (macaca fascicularis), ayam hutan, burung merak, seolah memberi salam hangat di tengah jalan. Mereka baru masuk hutan kembali ketika kendaraan yang mengangkut dari Batangan menuju Savana Bekol mendekati satwa tersebut.
Selama perjalanan sepanjang 12 kilometer dari Batangan menuju Savana Bekol, mahasiswa diberi penjelasan oleh pemandu atau petugas taman nasional mengenai jenis tumbuhan, satwa, jenis hutan, dan berbagai informasi mengenai taman nasional. Mereka antusias sekali bertanya mengenai seluk beluk taman nasional Baluran serta perlindungan kawasan lindung itu.
Menurut Agus, petugas taman nasional Baluran, mengatakan, taman nasional Baluran mempunyai luas 25 ribu hektar dengan berbagai jenis tumbuhan dan satwa liar. Satwa yang menjadi ikon taman nasional ini adalah Banteng, yang jumlahnya kinji bisa dihitung dengan jari.
“Tahun 2000-an masih ada ratusan, tapi di tahun 2012 tersisa 27 ekor saja,” kata Agus kepada para mahasiswa, Jumat (7/6/2013).
Menurutnya, ikon taman nasional ini terancam punah akibat ulah pemburu liar yang profesional maupun tradisional yang digunakan untuk acara hajatan warga. Pada tahun 2000 an, masih sering dijumpai kawanan Banteng yang berada di savana.
Namun, kini sangat jarang dijumpai di savanna yang juga terancam tergusur tanaman akasia. “Luas savanna juga semakin terdesak tanaman akasia, dari sekira 10 ribu hektar kini sisa 5 ribuan hektar,” ujarnya.
(maf)