57% kaum muda Indonesia melek media
A
A
A
Sindonews.com - Dunia perpolitikan saat ini dituntut mampu menangkap potensi era digital dalam melakukan komunikasi politik kepada masyarakat. Para politikus atau aktor politik di Indonesia kini harus mampu membidik sosial media seperti facebook dan twitter dalam kampanye politik.
"Hal ini terlihat dari kenyataan di mana di Indonesia pada 2013 ini terdapat sekira 75 juta masyarakat pengguna internet. Sementara dalam Pemilu (Pemilihan Umum) 2014 mendatang, 63 persen pemilih adalah masyarakat yang tinggal di Pulau Jawa," ucap penulis buku Political Branding and Public Relation, Silih Agung Wasesa kepada wartawan, di Universitas Gajah Mada (UGM), Yogyakarta, Kamis (6/6/2013).
"57 persen di antaranya adalah kaum muda yang melek media. Ketika politikus atau partai politik fokus kampanye pada kaum muda melek media saja, kemungkinan menangnya sudah cukup besar," imbuhnya.
Sebelumnya, Silih Agung mengungkapkan, di era penggunaan sosial media, dalam pencitraan politik akan memberikan kemungkinan adanya kampanye politik tidak lagi memerlukan kerumunan orang.
"Ketika era digital sudah diterapkan secara total oleh para aktor politik, akan ada suatu masa, di mana proses kampanye politik maupun pemilihan eksekutif maupun legislatif benar-benar digital dan terpantau secara real time online," katanya.
Silih mengatakan, kampanye melalui sosial media justru hanya diperlukan sebuah perangkat seperti laptop atau smart phone untuk dapat memantau politik dan kebiasaan pemilih. "Sosial media memiliki posisi strategis untuk digunakan dalam proses kampanye politik," pungkasnya.
"Hal ini terlihat dari kenyataan di mana di Indonesia pada 2013 ini terdapat sekira 75 juta masyarakat pengguna internet. Sementara dalam Pemilu (Pemilihan Umum) 2014 mendatang, 63 persen pemilih adalah masyarakat yang tinggal di Pulau Jawa," ucap penulis buku Political Branding and Public Relation, Silih Agung Wasesa kepada wartawan, di Universitas Gajah Mada (UGM), Yogyakarta, Kamis (6/6/2013).
"57 persen di antaranya adalah kaum muda yang melek media. Ketika politikus atau partai politik fokus kampanye pada kaum muda melek media saja, kemungkinan menangnya sudah cukup besar," imbuhnya.
Sebelumnya, Silih Agung mengungkapkan, di era penggunaan sosial media, dalam pencitraan politik akan memberikan kemungkinan adanya kampanye politik tidak lagi memerlukan kerumunan orang.
"Ketika era digital sudah diterapkan secara total oleh para aktor politik, akan ada suatu masa, di mana proses kampanye politik maupun pemilihan eksekutif maupun legislatif benar-benar digital dan terpantau secara real time online," katanya.
Silih mengatakan, kampanye melalui sosial media justru hanya diperlukan sebuah perangkat seperti laptop atau smart phone untuk dapat memantau politik dan kebiasaan pemilih. "Sosial media memiliki posisi strategis untuk digunakan dalam proses kampanye politik," pungkasnya.
(maf)