Mensos: Mundur atau tidak hak menteri bersangkutan
A
A
A
Sindonews.com - Salah satu kesimpulan dari hasil survei terbaru Lembaga Survei Nasional (LSN) menunjukkan keinginan yang besar dari masyarakat agar seluruh menteri di Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) Jilid II yang maju sebagai calon anggota legislatif (Caleg) di Pemilu 2014 mengundurkan diri dari kabinet.
Menanggapi hal itu, Menteri Sosial (Mensos) Salim Segaf Aljufri mengatakan, tuntutan agar menteri yang maju sebagai caleg mengundurkan diri dikembalikan kepada pribadi yang bersangkutan. Menurutnya, hak dari masing-masing menteri untuk maju sebagai calon anggota legislatif (Caleg) di Pemilu 2014.
"Ya saya pikir itu kan hak masing-masing ya," ujar Salim di Kantor Kemenesos, Jakarta Pusat, Senin (3/6/2013).
Menurutnya, partai politik (Parpol) memiliki pertimbangan dalam mengikutsertakan menterinya untuk maju sebagai caleg di Pemilu 2014 tersebut. "Mungkin partai tertentu melihat ini kansnya (menteri yang nyaleg) untuk menang, besar," katanya.
Khusus untuk dirinya, Salim memang mengaku tak berminat untuk mencalonkan diri kembali sebagai caleg dari PKS. Ia merasa tidak etis lebih mengutamakan dapil ketimbang masyarakat luas.
"Kalau saya pribadi kan tidak mencalonkan. Kalau Menteri Sosial kan ngurusin orang miskin, kalau saya hanya fokus di Daerah Pemilihan (Dapil) mungkin kurang fair juga. Mungkin itu alasan saya (enggak nyaleg),"pungkasnya.
Diberitakan Sindonews sebelumnya, masyarakat meminta seluruh menteri di Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) Jilid II yang maju sebagai calon anggota legislatif (Caleg) di Pemilu 2014 mengundurkan diri dari kabinet.
Peneliti Utama Lembaga Survei Nasional (LSN), Dipa Pradipta mengatakan, dengan alasan agar tidak terjadi conflict of interest antara kepentingan partai dan tugas negara. Yang mana mayoritas publik atau 71,3 persen meminta seluruh menteri di KIB II yang maju sebagai caleg di Pemilu 2014 mengundurkan diri dari kabinet.
"Hanya 7,3 persen yang tidak mempermasalahkan para menteri menjadi caleg," ujar Dipa Pradipta di Restoran Pulau Dua, Jalan Gatot Subroto, Taman Ria Senayan, Jakarta, Minggu 2 Juni 2013. Lebih lanjut dia menuturkan, sebanyak 15,2 persen responden mengaku tidak tahu atau tidak dapat menjawab.
Dia menambahkan, survei LSN kali ini juga menangkap adanya kesenjangan antara ekspektasi publik dengan sikap Presiden SBY dan para Menteri. Publik, lanjut dia, mengharapkan Pemerintah lebih konsentrasi mengurusi negara dan bekerja keras memperbaiki kinerja.
Namun, ujar dia, Presiden SBY dan para Menteri justru menyikapi dengan semakin mengutamakan sejumlah agenda politik partainya masing-masing.
Menanggapi hal itu, Menteri Sosial (Mensos) Salim Segaf Aljufri mengatakan, tuntutan agar menteri yang maju sebagai caleg mengundurkan diri dikembalikan kepada pribadi yang bersangkutan. Menurutnya, hak dari masing-masing menteri untuk maju sebagai calon anggota legislatif (Caleg) di Pemilu 2014.
"Ya saya pikir itu kan hak masing-masing ya," ujar Salim di Kantor Kemenesos, Jakarta Pusat, Senin (3/6/2013).
Menurutnya, partai politik (Parpol) memiliki pertimbangan dalam mengikutsertakan menterinya untuk maju sebagai caleg di Pemilu 2014 tersebut. "Mungkin partai tertentu melihat ini kansnya (menteri yang nyaleg) untuk menang, besar," katanya.
Khusus untuk dirinya, Salim memang mengaku tak berminat untuk mencalonkan diri kembali sebagai caleg dari PKS. Ia merasa tidak etis lebih mengutamakan dapil ketimbang masyarakat luas.
"Kalau saya pribadi kan tidak mencalonkan. Kalau Menteri Sosial kan ngurusin orang miskin, kalau saya hanya fokus di Daerah Pemilihan (Dapil) mungkin kurang fair juga. Mungkin itu alasan saya (enggak nyaleg),"pungkasnya.
Diberitakan Sindonews sebelumnya, masyarakat meminta seluruh menteri di Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) Jilid II yang maju sebagai calon anggota legislatif (Caleg) di Pemilu 2014 mengundurkan diri dari kabinet.
Peneliti Utama Lembaga Survei Nasional (LSN), Dipa Pradipta mengatakan, dengan alasan agar tidak terjadi conflict of interest antara kepentingan partai dan tugas negara. Yang mana mayoritas publik atau 71,3 persen meminta seluruh menteri di KIB II yang maju sebagai caleg di Pemilu 2014 mengundurkan diri dari kabinet.
"Hanya 7,3 persen yang tidak mempermasalahkan para menteri menjadi caleg," ujar Dipa Pradipta di Restoran Pulau Dua, Jalan Gatot Subroto, Taman Ria Senayan, Jakarta, Minggu 2 Juni 2013. Lebih lanjut dia menuturkan, sebanyak 15,2 persen responden mengaku tidak tahu atau tidak dapat menjawab.
Dia menambahkan, survei LSN kali ini juga menangkap adanya kesenjangan antara ekspektasi publik dengan sikap Presiden SBY dan para Menteri. Publik, lanjut dia, mengharapkan Pemerintah lebih konsentrasi mengurusi negara dan bekerja keras memperbaiki kinerja.
Namun, ujar dia, Presiden SBY dan para Menteri justru menyikapi dengan semakin mengutamakan sejumlah agenda politik partainya masing-masing.
(kri)