Atase pendidikan Timor Leste kunjungi Yogyakarta
A
A
A
Sindonews.com - Atase Pendidikan Timor Leste untuk Indonesia Moises Da Silva menuturkan, Pemerintah Timor Leste sangat memperhatikan mutu pendidikan yang diterima mahasiswanya.
Hal inilah yang membuat perwakilan Pemerintah Timor Leste selalu rutin melakukan kunjungan ke negara-negara di mana generasi muda mereka menuntut ilmu. Namun dalam hal fasilitas, utamanya asrama, Pemerintah Timor Leste tidak ingin memfasilitasinya.
"Untuk beasiswa, kami memang memberikan bahkan pada sebagian dari mahasiswa kami yang kuliah di Indonesia. Namun untuk asrama kami sengaja tidak membuat karena kami tidak ingin nantinya keberadaan asrama mahasiswa kami, justru mengancam masyarakat daerah setempat," jelasnya, di Yogyakarta, Rabu (10/4/2013).
Kunjungan Pemerintah Timor Leste kali ini merupakan yang terbesar karena dalam rombongan ikut serta Wakil Perdana Menteri Timor Leste Fernando Lasama De Araujo, Menteri Solidaritas Sosial Ijabel Maria Guteres, Sekretaris Negara Urusan Veteran Julio Do Santos, dan Duta Besar Timor Leste untuk Indonesia Manuel Serano.
Moises mengatakan, kunjungan Pemerintah Timor Leste ini sendiri dilakukan ke lima kota besar dimana jumlah mahasiswa asal negara tetangga Indonesia tersebut paling banyak.
"Kalaupun ada yang tinggal di asrama, kami pastikan itu asrama kampus, bukan asrama daerah. Sejak mengawali pendidikan di manapun, kami selalu menekankan agar mereka berbaur dengan masyarakat," ucapnya.
Kelima kota itu adalah Bandung, Yogyakarta, Surabaya, Malang dan Denpasar. Diakuinya, dari sekitar 4000-5000 mahasiswa Timor Leste yang belajar di Indonesia, 750-an diantaranya berada di Yogyakarta. Tak hanya melihat mutu, mereka juga ingin melihat bagaimana para mahasiswa beradaptasi dan berintegrasi dengan masyarakat asal.
"Mahasiswa kami tidak hanya menjadikan Indonesia sebagai tujuan pendidikan. Negara tujuan lain yang juga menjadi tujuan menuntut ilmu ialah Australia, Thailand, Brazil, Malaysia, Kuba, dan Singapura. Namun memang yang memilih belajar keluar negeri hanya 20 persen dari seluruh mahasiswa kami," imbuhnya.
Diungkapkan Moises, Timor Leste sendiri memiliki tiga universitas di mana salah satunya adalah PTN (Perguruan Tinggi Negeri), empat sekolah tinggi dan dua akademik.
"Untuk pendidikan luar negerinya, bidang sains menjadi yang paling diminati, seperti pertambangan dan perminyakan. Hal ini dikarenakan daerah yang dulunya menjadi bagian dari NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia) tersebut tengah gencarnya membangun sektor industri mereka," pungkasnya.
Hal inilah yang membuat perwakilan Pemerintah Timor Leste selalu rutin melakukan kunjungan ke negara-negara di mana generasi muda mereka menuntut ilmu. Namun dalam hal fasilitas, utamanya asrama, Pemerintah Timor Leste tidak ingin memfasilitasinya.
"Untuk beasiswa, kami memang memberikan bahkan pada sebagian dari mahasiswa kami yang kuliah di Indonesia. Namun untuk asrama kami sengaja tidak membuat karena kami tidak ingin nantinya keberadaan asrama mahasiswa kami, justru mengancam masyarakat daerah setempat," jelasnya, di Yogyakarta, Rabu (10/4/2013).
Kunjungan Pemerintah Timor Leste kali ini merupakan yang terbesar karena dalam rombongan ikut serta Wakil Perdana Menteri Timor Leste Fernando Lasama De Araujo, Menteri Solidaritas Sosial Ijabel Maria Guteres, Sekretaris Negara Urusan Veteran Julio Do Santos, dan Duta Besar Timor Leste untuk Indonesia Manuel Serano.
Moises mengatakan, kunjungan Pemerintah Timor Leste ini sendiri dilakukan ke lima kota besar dimana jumlah mahasiswa asal negara tetangga Indonesia tersebut paling banyak.
"Kalaupun ada yang tinggal di asrama, kami pastikan itu asrama kampus, bukan asrama daerah. Sejak mengawali pendidikan di manapun, kami selalu menekankan agar mereka berbaur dengan masyarakat," ucapnya.
Kelima kota itu adalah Bandung, Yogyakarta, Surabaya, Malang dan Denpasar. Diakuinya, dari sekitar 4000-5000 mahasiswa Timor Leste yang belajar di Indonesia, 750-an diantaranya berada di Yogyakarta. Tak hanya melihat mutu, mereka juga ingin melihat bagaimana para mahasiswa beradaptasi dan berintegrasi dengan masyarakat asal.
"Mahasiswa kami tidak hanya menjadikan Indonesia sebagai tujuan pendidikan. Negara tujuan lain yang juga menjadi tujuan menuntut ilmu ialah Australia, Thailand, Brazil, Malaysia, Kuba, dan Singapura. Namun memang yang memilih belajar keluar negeri hanya 20 persen dari seluruh mahasiswa kami," imbuhnya.
Diungkapkan Moises, Timor Leste sendiri memiliki tiga universitas di mana salah satunya adalah PTN (Perguruan Tinggi Negeri), empat sekolah tinggi dan dua akademik.
"Untuk pendidikan luar negerinya, bidang sains menjadi yang paling diminati, seperti pertambangan dan perminyakan. Hal ini dikarenakan daerah yang dulunya menjadi bagian dari NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia) tersebut tengah gencarnya membangun sektor industri mereka," pungkasnya.
(maf)