Tak amankan Lapas Cebongan, polisi ditengarai hindari bentrok
A
A
A
Sindonews.com - Pengamat Militer dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Ikrar Nusa Bakhti memprediksi ada alasan khusus mengapa Kepolisian tidak menempatkan aparat keamanan di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Cebongan, Sleman, Yogyakarta.
Menurutnya, ada kemungkinan pihak Kepolisian menghindari aksi bentrok dengan oknum Kopassus dengan tidak menempatkan aparat keamanan di Lapas tersebut.
"Buat saya mereka tahu (mendapat serangan), cuma mereka menghindari Kopassus (bentrok) dengan polisi khususnya Brimob," kata Ikrar kepada wartawan di Warung Daun, Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (6/4/2013).
Karena itu, pihak Kepolisian lebih memilih untuk tidak menempatkan anggotanya di lokasi kejadian usai menitipkan empat tahanan itu.
"Jadi mungkin mereka lebih sadar ini lebih buruk dan bisa terjadi yang lebih besar, dan korbannya lebih banyak dan memalukan polisi dan tentara," cetusnya.
"Bukan mustahil Polri menghindari penyerangan yang lebih buruk lagi yang terjadi di OKU," lanjutnya.
Lebih lanjut, kata dia, perpecahan antar aparat keamanan pernah terjadi di Indonesia. Karenanya, untuk menghindari hal itu terulang Polri menghindari itu dari kejadian penyerangan di Lapas Cebongan.
"Anda jangan lupa dahulu tahun 50-60an, perpecahan di angkatan darat menimbulkan G30S PKI, jika ini terjadi perpecahan antara TNI dan Polri maka bisa terjadi perang saudara, jadi jangan mengulangi kebodohan," tuntasnya.
Menurutnya, ada kemungkinan pihak Kepolisian menghindari aksi bentrok dengan oknum Kopassus dengan tidak menempatkan aparat keamanan di Lapas tersebut.
"Buat saya mereka tahu (mendapat serangan), cuma mereka menghindari Kopassus (bentrok) dengan polisi khususnya Brimob," kata Ikrar kepada wartawan di Warung Daun, Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (6/4/2013).
Karena itu, pihak Kepolisian lebih memilih untuk tidak menempatkan anggotanya di lokasi kejadian usai menitipkan empat tahanan itu.
"Jadi mungkin mereka lebih sadar ini lebih buruk dan bisa terjadi yang lebih besar, dan korbannya lebih banyak dan memalukan polisi dan tentara," cetusnya.
"Bukan mustahil Polri menghindari penyerangan yang lebih buruk lagi yang terjadi di OKU," lanjutnya.
Lebih lanjut, kata dia, perpecahan antar aparat keamanan pernah terjadi di Indonesia. Karenanya, untuk menghindari hal itu terulang Polri menghindari itu dari kejadian penyerangan di Lapas Cebongan.
"Anda jangan lupa dahulu tahun 50-60an, perpecahan di angkatan darat menimbulkan G30S PKI, jika ini terjadi perpecahan antara TNI dan Polri maka bisa terjadi perang saudara, jadi jangan mengulangi kebodohan," tuntasnya.
(kri)