Pilpres 2014, saatnya yang tua mengalah
A
A
A
Sindonews.com - Kemenangan pemimpin muda dalam sejumlah Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) menjadi gambaran kecil Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014 mendatang.
Hal itu dikatakan pengamat politik dari Universitas Indonesia, Iberamsjah, saat berbincang dengan Sindonews, Senin (27/5/2013). Menurutnya, masyarakat Indonesia saat ini menginginkan adanya perubahan bersama dengan pemimpin-pemimpin baru.
"Pilpres 2014 akan menjadi pertarungan figur capres (calon presiden)," ujarnya.
Figur tokoh baru, kata dia, akan lebih disenangi masyarakat dari pada figur tokoh lama yang sudah beberapa kali eksis dalam pilpres. Misalnya saja mantan Presiden Megawati Soekarnoputri yang sudah pernah memimpin negeri ini, Aburizal Bakrie yang memiliki catatan buruk dalam kasus Lumpur Lapindo, serta sejumlah tokoh senior lainnya yang masih ingin maju dalam pilpres mendatang.
"Keuntungan capres tua itu sudah enggak ada, itu generasi yang ketinggalan, jadi enggak ada gunanya nyapres," ucap dia.
Figur tokoh muda, lanjut dia, akan lebih diminati masyarakat. Jika tujuan pemilu adalah menang, maka parpol harus rela memberi kesempatan pada figur tokoh baru dan muda.
Sosok muda seperti Ganjar Pranowo, Joko Widodo, dan Gita Wirjawan, menurutnya akan menjadi pilihan masyarakat dalam Pilpres. Sementara figur tokoh senior dinilai akan semakin ditinggalkan masyarakat.
"Kalau yang muda maju, lebih fresh namanya. Kalau yang tua masih maju, itu semakin menyimpan beban masa lalu. Masyarakat masih mengingat itu, kegagalan-kegalan pemimpin masa lalu. Akan lebih menguntungkan parpol yang mengusung capres muda," tandasnya.
Hal itu dikatakan pengamat politik dari Universitas Indonesia, Iberamsjah, saat berbincang dengan Sindonews, Senin (27/5/2013). Menurutnya, masyarakat Indonesia saat ini menginginkan adanya perubahan bersama dengan pemimpin-pemimpin baru.
"Pilpres 2014 akan menjadi pertarungan figur capres (calon presiden)," ujarnya.
Figur tokoh baru, kata dia, akan lebih disenangi masyarakat dari pada figur tokoh lama yang sudah beberapa kali eksis dalam pilpres. Misalnya saja mantan Presiden Megawati Soekarnoputri yang sudah pernah memimpin negeri ini, Aburizal Bakrie yang memiliki catatan buruk dalam kasus Lumpur Lapindo, serta sejumlah tokoh senior lainnya yang masih ingin maju dalam pilpres mendatang.
"Keuntungan capres tua itu sudah enggak ada, itu generasi yang ketinggalan, jadi enggak ada gunanya nyapres," ucap dia.
Figur tokoh muda, lanjut dia, akan lebih diminati masyarakat. Jika tujuan pemilu adalah menang, maka parpol harus rela memberi kesempatan pada figur tokoh baru dan muda.
Sosok muda seperti Ganjar Pranowo, Joko Widodo, dan Gita Wirjawan, menurutnya akan menjadi pilihan masyarakat dalam Pilpres. Sementara figur tokoh senior dinilai akan semakin ditinggalkan masyarakat.
"Kalau yang muda maju, lebih fresh namanya. Kalau yang tua masih maju, itu semakin menyimpan beban masa lalu. Masyarakat masih mengingat itu, kegagalan-kegalan pemimpin masa lalu. Akan lebih menguntungkan parpol yang mengusung capres muda," tandasnya.
(rsa)