Selain pilih Ketum, KLB Demokrat penentu elektabilitasnya
A
A
A
Sindonews.com - Peneliti Founding Fathers House (FFH) Dian Permata menilai, naik turun elektabilitas Partai Demokrat pada Pemilu 2014 mendatang, dapat ditentukan pada Kongres Luar Biasa (KLB) yang akan digelar akhir bulan ini di Bali.
"Jika mereka bisa ke luar dengan cara-cara elagan, maka suara mereka (Demokrat) akan tidak akan terjun bebas. Bahkan bisa rebound," katanya kepada Sindonews, Minggu (17/3/2013).
Pada kesempatan itu dia mencontohkan, jika hasil dalam pertemuan tersebut hanya menawarkan Ani Yudhoyono sebagai calon ketua umum (Ketum) dan sebagai obat tawar krisis di Demokrat. Hal itu harus dapat dibuktikan secara kongrek, merupakan hasil musyawarah kader Demokrat.
"Dengan catatan bukan memaksakan dari keiginan MT (Majelis Tinggi) semata, tapi juga harus memandang keinginan-keinginan kader," tandasnya.
Sebelumnya, Dian Permata mengatakan, seharusnya pertemuan itu hanya membahas persiaapan KLB yang akan digelar akhir bulan ini di Bali. Namun, jika SBY cs membahas soal calon Ketum Demokrat, maka elite partai itu haus kekuasaan.
"Publik akan menilai, MT terlalu bernafsu untuk menguasai DPP PD. Seharusnya pertemuan tersebut hanya membahas guideline, atau pedoman, bagi calon-calon ketua umum. Seperti tidak rangkap jabatan, tidak tersangkut korupsi, dan lainnya," terangnya.
Dia menegaskan, jika SBY cs tetap keukeuh membahas soal calon Ketum yang MT direstuinya. Maka hal itu akan akan memiliki dampak yang luar biasa bagi Partai Demokrat.
"Maka itu sama saja menegaskan, bahwa PD adalah partai yang tidak memahami filosofi dari kata demokrat itu sejati," tegasnya.
Seharusnya, kata Dian, partai pemenang Pemili 2004 dan 2009 itu bisa menjadi tauladan bagi partai-partai yang lainnya soal demokrasi.
"Sudah semestinya, PD menjadi contoh bagi partai-partai lainnya dalam menjalankan sistem organisasi partai tanpa menggunakan sistem otoritarian. Partai Demokrat harus berjiwa demokrat," tandas pria jebolan Universitas Jayabaya ini.
"Jika mereka bisa ke luar dengan cara-cara elagan, maka suara mereka (Demokrat) akan tidak akan terjun bebas. Bahkan bisa rebound," katanya kepada Sindonews, Minggu (17/3/2013).
Pada kesempatan itu dia mencontohkan, jika hasil dalam pertemuan tersebut hanya menawarkan Ani Yudhoyono sebagai calon ketua umum (Ketum) dan sebagai obat tawar krisis di Demokrat. Hal itu harus dapat dibuktikan secara kongrek, merupakan hasil musyawarah kader Demokrat.
"Dengan catatan bukan memaksakan dari keiginan MT (Majelis Tinggi) semata, tapi juga harus memandang keinginan-keinginan kader," tandasnya.
Sebelumnya, Dian Permata mengatakan, seharusnya pertemuan itu hanya membahas persiaapan KLB yang akan digelar akhir bulan ini di Bali. Namun, jika SBY cs membahas soal calon Ketum Demokrat, maka elite partai itu haus kekuasaan.
"Publik akan menilai, MT terlalu bernafsu untuk menguasai DPP PD. Seharusnya pertemuan tersebut hanya membahas guideline, atau pedoman, bagi calon-calon ketua umum. Seperti tidak rangkap jabatan, tidak tersangkut korupsi, dan lainnya," terangnya.
Dia menegaskan, jika SBY cs tetap keukeuh membahas soal calon Ketum yang MT direstuinya. Maka hal itu akan akan memiliki dampak yang luar biasa bagi Partai Demokrat.
"Maka itu sama saja menegaskan, bahwa PD adalah partai yang tidak memahami filosofi dari kata demokrat itu sejati," tegasnya.
Seharusnya, kata Dian, partai pemenang Pemili 2004 dan 2009 itu bisa menjadi tauladan bagi partai-partai yang lainnya soal demokrasi.
"Sudah semestinya, PD menjadi contoh bagi partai-partai lainnya dalam menjalankan sistem organisasi partai tanpa menggunakan sistem otoritarian. Partai Demokrat harus berjiwa demokrat," tandas pria jebolan Universitas Jayabaya ini.
(mhd)