Siapa yang dimaksud Anas orang bermuka dua itu?
A
A
A
Sindonews.com - Mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum kembali menulis status dalam akun twitternya. Namun, setiap muncul status baru, terkesan memiliki makna terkait politik yang saat ini tengah hangat.
Beberapa status terbaru Anas dalam akunnya itu antara lain "Jangan bermuka dua. Beda di depan beda di belakang#pesanayah". Status ini tidak jelas ditujukan ke siapa. Namun, sebelum melakukan kunjungannya ke beberapa negara, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di Bandara Halim Perdanakusuma memberi pernyataan terkait kasus hukum yang tengah menimpa Anas.
Pada kesempatan itu, SBY menyampaikan dirinya akan merasa senang jika Anas dinyatakan bebas dari segala sangkaan hukum. Alasannya, Partai Demokrat saat ini masih memiliki kepentingan terhadap mantan Ketua Umum Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) tersebut.
“Mudah-mudahan Pak Anas dibebaskan dari dakwaan, dinyatakan tidak bersalah dan itu membawa kebaikan. Saya berharap seperti itu dan segala sesuatunya menjadi baik. Bagi saya, sebagai orang yang pernah bersama di Demokrat jika Anas dinyatakan tidak bersalah tentu kami senang“ kata SBY sesaat sebelum bertolak ke Jerman di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Minggu (3 Maret 2013).
Pernyataan ini tentu saja bertolakbelakang dengan rangkaian peristiwa politik sebelum Anas dinyatakan sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam kasus proyek Hambalang.
Ketika di Jeddah Arab Saudi, SBY mendesak KPK segera memperjelas status hukum Anas Urbaningrum. Meskipun, saat itu, Anas belum diperiksa sebagai saksi oleh KPK. Anas hanya baru dimintai keterangan terkait persoalan Hambalang.
Selain itu, muncul juga desakan dari elite partai binaan SBY itu agar Anas segera mundur dari jabatannya sebagai Ketua Umum Partai. Alasannya, sering disebut-sebut dalam kasus Hambalang, sebagai Ketua Umum Partai, Anas turut andil menurunkan elektabilitas partai.
"Jika salah, ya kita terima memang salah. Kalau tidak salah, kami juga ingin tahu kalau itu tidak salah. Termasuk Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbanigrum yang juga diperiksa dan dicitrakan publik secara luas di tanah air sebagai bersalah atau terlibat dalam korupsi ini, meskipun KPK belum menentukan hasil pemeriksaan," ujar Presiden SBY di Jeddah, Arab Saudi, Senin (4 Februari 2013).
Tidak berselang lama desakan dari SBY dan jajaran elite Partai Demokrat, kemudian beredar ke publik draf surat perintah penyidikan (sprindik) atas nama Anas Urbaningrum yang menyebutkan Anas sebagai tersangka, hingga pihak KPK membentuk Komite Etik untuk mengetahui siapa yang membocorkan draf tersebut, karena diduga ada kemungkinan orang dalam KPK terlibat dalam kasus bocornya draf tersebut.
Dari latar belakang persoalan tersebut, mungkinkah status di twitter Anas itu ditujukan untuk elite Majelis Tinggi Partai Demokrat? Hanya Anas yang mengatahui pasti status itu diutujukan secara khusus untuk siapa.
Bahkan beberapa status twitter lainnya juga terkesan memiliki makna politik yang ditujukan ke pihak tertentu. Misalnya, "Ojo gampang kuweden. Jangan mudah ketakutan#pesanayah. "Jangan takut bayang-bayangmu sendiri#pesanayah. "Jadi pemimpin jangan gampang mengeluh#pesanayah.
Beberapa status terbaru Anas dalam akunnya itu antara lain "Jangan bermuka dua. Beda di depan beda di belakang#pesanayah". Status ini tidak jelas ditujukan ke siapa. Namun, sebelum melakukan kunjungannya ke beberapa negara, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di Bandara Halim Perdanakusuma memberi pernyataan terkait kasus hukum yang tengah menimpa Anas.
Pada kesempatan itu, SBY menyampaikan dirinya akan merasa senang jika Anas dinyatakan bebas dari segala sangkaan hukum. Alasannya, Partai Demokrat saat ini masih memiliki kepentingan terhadap mantan Ketua Umum Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) tersebut.
“Mudah-mudahan Pak Anas dibebaskan dari dakwaan, dinyatakan tidak bersalah dan itu membawa kebaikan. Saya berharap seperti itu dan segala sesuatunya menjadi baik. Bagi saya, sebagai orang yang pernah bersama di Demokrat jika Anas dinyatakan tidak bersalah tentu kami senang“ kata SBY sesaat sebelum bertolak ke Jerman di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Minggu (3 Maret 2013).
Pernyataan ini tentu saja bertolakbelakang dengan rangkaian peristiwa politik sebelum Anas dinyatakan sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam kasus proyek Hambalang.
Ketika di Jeddah Arab Saudi, SBY mendesak KPK segera memperjelas status hukum Anas Urbaningrum. Meskipun, saat itu, Anas belum diperiksa sebagai saksi oleh KPK. Anas hanya baru dimintai keterangan terkait persoalan Hambalang.
Selain itu, muncul juga desakan dari elite partai binaan SBY itu agar Anas segera mundur dari jabatannya sebagai Ketua Umum Partai. Alasannya, sering disebut-sebut dalam kasus Hambalang, sebagai Ketua Umum Partai, Anas turut andil menurunkan elektabilitas partai.
"Jika salah, ya kita terima memang salah. Kalau tidak salah, kami juga ingin tahu kalau itu tidak salah. Termasuk Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbanigrum yang juga diperiksa dan dicitrakan publik secara luas di tanah air sebagai bersalah atau terlibat dalam korupsi ini, meskipun KPK belum menentukan hasil pemeriksaan," ujar Presiden SBY di Jeddah, Arab Saudi, Senin (4 Februari 2013).
Tidak berselang lama desakan dari SBY dan jajaran elite Partai Demokrat, kemudian beredar ke publik draf surat perintah penyidikan (sprindik) atas nama Anas Urbaningrum yang menyebutkan Anas sebagai tersangka, hingga pihak KPK membentuk Komite Etik untuk mengetahui siapa yang membocorkan draf tersebut, karena diduga ada kemungkinan orang dalam KPK terlibat dalam kasus bocornya draf tersebut.
Dari latar belakang persoalan tersebut, mungkinkah status di twitter Anas itu ditujukan untuk elite Majelis Tinggi Partai Demokrat? Hanya Anas yang mengatahui pasti status itu diutujukan secara khusus untuk siapa.
Bahkan beberapa status twitter lainnya juga terkesan memiliki makna politik yang ditujukan ke pihak tertentu. Misalnya, "Ojo gampang kuweden. Jangan mudah ketakutan#pesanayah. "Jangan takut bayang-bayangmu sendiri#pesanayah. "Jadi pemimpin jangan gampang mengeluh#pesanayah.
(kur)