Didera masalah, tak berarti tinggalkan hobi nonton bola
A
A
A
Sindonews.com - Meski tengah didera masalah, mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum tak meninggalkan hobinya menonton bola. Menonton bola menjadi tontonan wajib yang disukainya sejak kecil.
"Nonton tentu tidak boleh ketinggalan, favorit saya kalau di Liga Inggirs saya menjagokan MU, kalau Liga Spanyol saya Barcelona," tutur Anas saat live di Tokoh Bicara Sindo Radio, di rumahnya, Jalan Teluk Langsa, Duren Sawit, Jakarta Timur, Rabu (27/2/2013).
Tapi, aktivis HMI ini mengaku kecewa ketika Barcelona menelan kekalahan di kandangnya sendiri ketika melawan Real Madrid dalam pertandingan kemarin malam dengan skor 1-3. Dia berharap tim jagoannya itu dapat mendulang kemenangan di laga berikutnya.
Bicara soal bola, Anas mengaku sesungguhnya ingin jadi pemain bola. Tapi menyadari tidak digariskan menjadi pemain bola, maka Anas memilih menjadi penonton saja.
"Saya menyadari tidak bakat main bola, menerima ketentuan Tuhan bakat saya nonton, saya nikmati jadi penonton pertandingan bola, dan itu sejak SD dulu," kenangnya.
Dulu, dia sering mendengarkan radio yang menyiarkan pertandingan bola. Betapa, penyiar bola di radio waktu itu dituntut mampu menyiarkan pertandingan, sehingga pendengar seolah-olah seperti menyaksikan langsung di lapangan.
Selain bola, Anas juga menyukai semua jenis lagu, mulai dangdut hingga jazz. Tapi, alumni Fisip Universitas Airlangga (Unair) ini mengakui tak bisa bernyanyi.
Menonton film juga menjadi kesukaan. Sebab film itu memiliki kekuatan pesan, media sosialisasi yang efektif. Film terakhir yang dia tonton Habibie-Ainun. Dari film itulah, Anas kemudian mengenal tokoh Habibie sebagai sosok yang romantis. Dia tidak menyangka orang yang dikenal serius dengan iptek-iptek ternyata seorang tokoh yang setia, loyal dan menjadi suami yang luar biasa.
Tidak seperti dirinya yang jauh dari romantis. "Saya tidak romantis, tapi yang penting istri saya tahu kalau suaminya sebenarnya romantis, pesannya yang penting nyampe," tuturnya sambil tertawa.
Dalam kondisi seperti sekarang ini, hubungan dengan keluarga tetap seperti biasa. Untuk mengisi hari-hari libur, biasanya dia mengajak ke empat anaknya ke toko buku, atau ke puncak untuk sekadar naik kuda.
"Pokoknya hiburan yang ringan-ringan saja dan dekat," tukasnya.
Ditanya soal kuliner, Anas mengaku suka dengan masakan Jawa Timur, pecel untuk pagi hari, siang soto, rawon dan sate.
"Nonton tentu tidak boleh ketinggalan, favorit saya kalau di Liga Inggirs saya menjagokan MU, kalau Liga Spanyol saya Barcelona," tutur Anas saat live di Tokoh Bicara Sindo Radio, di rumahnya, Jalan Teluk Langsa, Duren Sawit, Jakarta Timur, Rabu (27/2/2013).
Tapi, aktivis HMI ini mengaku kecewa ketika Barcelona menelan kekalahan di kandangnya sendiri ketika melawan Real Madrid dalam pertandingan kemarin malam dengan skor 1-3. Dia berharap tim jagoannya itu dapat mendulang kemenangan di laga berikutnya.
Bicara soal bola, Anas mengaku sesungguhnya ingin jadi pemain bola. Tapi menyadari tidak digariskan menjadi pemain bola, maka Anas memilih menjadi penonton saja.
"Saya menyadari tidak bakat main bola, menerima ketentuan Tuhan bakat saya nonton, saya nikmati jadi penonton pertandingan bola, dan itu sejak SD dulu," kenangnya.
Dulu, dia sering mendengarkan radio yang menyiarkan pertandingan bola. Betapa, penyiar bola di radio waktu itu dituntut mampu menyiarkan pertandingan, sehingga pendengar seolah-olah seperti menyaksikan langsung di lapangan.
Selain bola, Anas juga menyukai semua jenis lagu, mulai dangdut hingga jazz. Tapi, alumni Fisip Universitas Airlangga (Unair) ini mengakui tak bisa bernyanyi.
Menonton film juga menjadi kesukaan. Sebab film itu memiliki kekuatan pesan, media sosialisasi yang efektif. Film terakhir yang dia tonton Habibie-Ainun. Dari film itulah, Anas kemudian mengenal tokoh Habibie sebagai sosok yang romantis. Dia tidak menyangka orang yang dikenal serius dengan iptek-iptek ternyata seorang tokoh yang setia, loyal dan menjadi suami yang luar biasa.
Tidak seperti dirinya yang jauh dari romantis. "Saya tidak romantis, tapi yang penting istri saya tahu kalau suaminya sebenarnya romantis, pesannya yang penting nyampe," tuturnya sambil tertawa.
Dalam kondisi seperti sekarang ini, hubungan dengan keluarga tetap seperti biasa. Untuk mengisi hari-hari libur, biasanya dia mengajak ke empat anaknya ke toko buku, atau ke puncak untuk sekadar naik kuda.
"Pokoknya hiburan yang ringan-ringan saja dan dekat," tukasnya.
Ditanya soal kuliner, Anas mengaku suka dengan masakan Jawa Timur, pecel untuk pagi hari, siang soto, rawon dan sate.
(lns)