Feisal Tanjung dan karir militernya
A
A
A
Sindonews.com - Feisal Tanjung, pria kelahiran Tarutung, Tapanuli Utara, Sumatera Utara (Sumut), 17 Juni 1939, tutup usia pada hari ini. Dia merupakan salah satu tokoh militer Indonesia.
Di penghujung kekuasaan Orde Baru, karir Feisal Tanjung melejit dengan cepat dan cukup mengejutkan. Kejutan pertama adalah pengangkatannya sebagai Ketua Dewan Kehormatan Pewira (DKP).
DKP ini dibentuk oleh Presiden Soeharto atas desakan internasional karena adanya tragedi kerusuhan dan pembantaian di Santa Cruz, Dili, Provinsi Timor Timur, 12 November 1991.
Pengangkatan Feisal sebagai Ketua DKP sangat mengejutkan, karena Panglima ABRI saat itu Jenderal Edi Sudrajat tidak merekomendasikan namanya dalam pembentukan DKP.
Di bawah kepemimpinan Feisal, DKP merekomendasikan Mayjen Sintong Panjaitan dari jabatannya sebagai Pangdam Udayana saat itu.
Kemudian pencopotan Brigjen Rudolf Warouw dari Panglima Komando Pelaksana Operasi Timor Timur, serta Kapten Choki Aritonang dan beberapa bawahannya sebagai perwira pelaksana di lapangan.
Sukses memimpin DKP, karirnya kemudian melejit. Setelah menjabat sebagai Kepala Staf Umum (Kasum) Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI), Soeharto menunjuknya sebagai Panglima ABRI untuk periode 1993-1998.
Penunjukan ini juga cukup mengejutkan. Karena Feisal tidak masuk dalam kandidat yang diperhitungkan untuk menduduki jabatan Panglima ABRI.
Saat itu ada calon kuat yang diyakini akan memegang komando ABRI, yakni Jenderal TNI Wismoyo Arismunandar. Wismoyo saat itu memegang jabatan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD).
Pengangkatan Feisal di luar kebiasaan. Karena jabatan Panglima ABRI biasanya diangkat berasal dari KSAD.
Usai menjabat Panglima ABRI, yang kemudian diteruskan Wiranto, Feisal mengemban jabatan sebagai Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan Kabinet Pembangunan VII pada 14 Maret 1998.
Namun Feisal tidak dapat menyelesaikan jabatannya sebagai Menteri Koordinator bidang Politik dan Keamanan. Beberapa bulan kemudian Orde Baru runtuh. Orde Reformasi memimpin hingga kini.
Selama itu, Feisal Tanjung seolah mengurung diri dari kancah nasional. Kakak kandung Akbar Tanjung ini tidak pernah terlihat dan tersebut lagi namanya di era Orde Reformasi.
Berikut karir militer yang pernah dijabatnya.
1. Dan Ton 1 Kie 2 Kodam XV/Pattimura
2. Dan Resimen Pasukan Komando Angkatan Darat (RPKAD)
3. Dan Group I RPKAD
4. Dosen Sekolah Komando Angkatan Darat (Seskoad) tahun 1972
5. Kas Brigif Linud 17 Kostrad
6. Dan Brigif Linud 17 Kostrad
7. Asops Kas Kostrad
8. Kas Kopus Linud Kostrad
9. Pangkopur Linud Kostrad
10.Dan Pusenif, 1983-1985.
11.Panglima Komandan (Pangdam) VI/Tanjungpura, tahun 1985
12.Dan Sekolah Komando Angkatan Darat (Seskoad) 1987-1992
13.Kepala Staf Umum (Kasum) ABRI, tahun 1992
14.Panglima ABRI, 1993-1998.
15.Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan Kabinet Pembangunan VII (14 Maret 1998-21 Mei 1998)
16.Komandan Tim Ekspedisi Lembah X Irian Jaya (1969).
Di penghujung kekuasaan Orde Baru, karir Feisal Tanjung melejit dengan cepat dan cukup mengejutkan. Kejutan pertama adalah pengangkatannya sebagai Ketua Dewan Kehormatan Pewira (DKP).
DKP ini dibentuk oleh Presiden Soeharto atas desakan internasional karena adanya tragedi kerusuhan dan pembantaian di Santa Cruz, Dili, Provinsi Timor Timur, 12 November 1991.
Pengangkatan Feisal sebagai Ketua DKP sangat mengejutkan, karena Panglima ABRI saat itu Jenderal Edi Sudrajat tidak merekomendasikan namanya dalam pembentukan DKP.
Di bawah kepemimpinan Feisal, DKP merekomendasikan Mayjen Sintong Panjaitan dari jabatannya sebagai Pangdam Udayana saat itu.
Kemudian pencopotan Brigjen Rudolf Warouw dari Panglima Komando Pelaksana Operasi Timor Timur, serta Kapten Choki Aritonang dan beberapa bawahannya sebagai perwira pelaksana di lapangan.
Sukses memimpin DKP, karirnya kemudian melejit. Setelah menjabat sebagai Kepala Staf Umum (Kasum) Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI), Soeharto menunjuknya sebagai Panglima ABRI untuk periode 1993-1998.
Penunjukan ini juga cukup mengejutkan. Karena Feisal tidak masuk dalam kandidat yang diperhitungkan untuk menduduki jabatan Panglima ABRI.
Saat itu ada calon kuat yang diyakini akan memegang komando ABRI, yakni Jenderal TNI Wismoyo Arismunandar. Wismoyo saat itu memegang jabatan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD).
Pengangkatan Feisal di luar kebiasaan. Karena jabatan Panglima ABRI biasanya diangkat berasal dari KSAD.
Usai menjabat Panglima ABRI, yang kemudian diteruskan Wiranto, Feisal mengemban jabatan sebagai Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan Kabinet Pembangunan VII pada 14 Maret 1998.
Namun Feisal tidak dapat menyelesaikan jabatannya sebagai Menteri Koordinator bidang Politik dan Keamanan. Beberapa bulan kemudian Orde Baru runtuh. Orde Reformasi memimpin hingga kini.
Selama itu, Feisal Tanjung seolah mengurung diri dari kancah nasional. Kakak kandung Akbar Tanjung ini tidak pernah terlihat dan tersebut lagi namanya di era Orde Reformasi.
Berikut karir militer yang pernah dijabatnya.
1. Dan Ton 1 Kie 2 Kodam XV/Pattimura
2. Dan Resimen Pasukan Komando Angkatan Darat (RPKAD)
3. Dan Group I RPKAD
4. Dosen Sekolah Komando Angkatan Darat (Seskoad) tahun 1972
5. Kas Brigif Linud 17 Kostrad
6. Dan Brigif Linud 17 Kostrad
7. Asops Kas Kostrad
8. Kas Kopus Linud Kostrad
9. Pangkopur Linud Kostrad
10.Dan Pusenif, 1983-1985.
11.Panglima Komandan (Pangdam) VI/Tanjungpura, tahun 1985
12.Dan Sekolah Komando Angkatan Darat (Seskoad) 1987-1992
13.Kepala Staf Umum (Kasum) ABRI, tahun 1992
14.Panglima ABRI, 1993-1998.
15.Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan Kabinet Pembangunan VII (14 Maret 1998-21 Mei 1998)
16.Komandan Tim Ekspedisi Lembah X Irian Jaya (1969).
(mhd)