Karna dipilih rakyat, SBY harus fokus urus negara

Senin, 18 Februari 2013 - 14:28 WIB
Karna dipilih rakyat, SBY harus fokus urus negara
Karna dipilih rakyat, SBY harus fokus urus negara
A A A
Sindonews.com - Hasil survei terbaru Lingkaran Survei Indonesia (LSI) menunjukkan, sebagian masyarakat Indonesia tak lagi yakin Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebagai Presiden akan menjalankan tugasnya dengan baik pasca pengambilalihan kepimpinan Partai Demokrat.

Menanggapi hal itu, Direktur Eksekutif Masyarakat Pemantau Kebijakan Eksekutif dan Legislatif (Majelis) Sugiyanto mengatakan, hasil survei itu sebagai bukti jika publik tak ingin Presiden mencampur aduk urusan negara dengan partai. Pasalnya, kepercayaan publik terhadap partai politik (Parpol) sudah hampir sirna.

"Hasil survei itu juga untuk mengingatkan SBY agar kembali pada perilaku politiknya sejak awal SBY mendirikan partai. Saat itu yang dilakukan SBY sudah tepat. Dia tidak terlalu fokus mengurusi Partai Demokrat dengan tidak lagi duduk menjadi ketua umum. Tapi hanya sebagai pendiri," ujarnya ketika dihubungi Sindonews, Senin (18/2/2013).

Menurutnya, SBY bisa terpilih menjadi Presiden pada Pemilu 2004 dan 2009 bukan karena Partai Demokrat. Tapi, karena publik melihat figur SBY, sementara partainya hanya sebagai alat untuk mengantarkannya menjadi Presiden.

"Nah, lihat saja Demokrat di 2004 hanya 9 persen bisa mengantarkan SBY jadi Presiden. Mana mungkin Partai Demokrat bisa menjadikan SBY, Presiden yang hanya 9 persen itu. Begitu pula di 2009, walau pemenang pemilu tapi Demokrat hanya mendapatkan berkisar 20 persen. Jelas bukan karena Demokrat, SBY terpilih kembali. Tapi karena figur SBY itu sendiri," jelasnya.

Sugiyanto menilai, itu dapat diartikan rakyat sangat memercayai SBY. Karena itu, SBY seharusnya bisa menjaga kepercayaan masyarakat yang sangat besar tersebut.

"Seharusnya kepercayaan masyarakat ini dijalankan dengan baik. Artinya, SBY harus mengambil langkah tegas untuk kepentingan negara termasuk fokus dalam pemberantasan korupsi," tegasnya.
(kri)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7703 seconds (0.1#10.140)