Niat baik Ulil Cs dianggap meruntuhkan Demokrat
A
A
A
Sindonews.com - Sekretaris DPD Partai Demokrat DKI Jakarta Irfan Gani menyangsikan niat Ulil mengupayakan penyelamatan Partai Demokrat. Dengan menerjang AD/ART dan merusak soliditas, apa yang dilakukan Ulil justru meruntuhkan Partai Demokrat.
"Ulil sebagai orang baru di PD harus sadar diri apa yang telah dia lakukan untuk partai," ujarnya ketika dihubungi SINDO, Sabtu (16/2/2013).
Menurut dia, dengan meminta Anas mundur atau diganti, Ulil jelas tidak memahami delapan poin penyelamatan Demokrat yang digagas oleh Majelis Tinggi.
"Sebab ada poin-poin dalam gagasan tersebut yang meminta kader meningkatkan konsolidasi dan bersatu, bukan malah saling menyerang," ujarnya.
Sebelumnya, pernyataan mengejutkan datang dari Ketua Divisi Pusat Pengembangan Strategi dan Kebijakan Dewan Pimpinan Pusat (DPP), Ulil Abshar Abdalla.
Dia mengatakan, Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum dinilai layak untuk diganti. Menurutnya, pergantian pemimpin baru di partai tersebut, penting.
"Menyebut nama siapa yang akan menjadi nakhoda baru, kami sudah mendiskusikan dengan banyak teman. Tetapi, poin yang penting buat kami adalah, nakhoda baru ini penting. Nakhoda tertinggi kita tentu Pak SBY. Ini tetap ada nakhoda kedua, yang itu akan menjadi cover Partai Demokrat yang dilihat publik ya," ujarnya saat jumpa pers tentang "Pemulihan Partai Demokrat" di daerah, Jalan Gereja Theresia, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (15/2/2013).
Dia menganggap, hasil survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) yang menyebut elektabilitas Partai Demokrat, hanya tinggal 8,3 persen, itu merupakan angka yang serius sekali.
"Sebab, tidak mudah dalam waktu kurang dari 1,5 tahun, untuk menaikkan minimal 21 persen yang diraih Partai Demokrat Pemilu 2009 lalu. Itu sulit sekali, tidak mudah itu. Kalau tidak ada tindakan yang drastis sekali, itu tidak mungkin," ungkapnya.
"Ulil sebagai orang baru di PD harus sadar diri apa yang telah dia lakukan untuk partai," ujarnya ketika dihubungi SINDO, Sabtu (16/2/2013).
Menurut dia, dengan meminta Anas mundur atau diganti, Ulil jelas tidak memahami delapan poin penyelamatan Demokrat yang digagas oleh Majelis Tinggi.
"Sebab ada poin-poin dalam gagasan tersebut yang meminta kader meningkatkan konsolidasi dan bersatu, bukan malah saling menyerang," ujarnya.
Sebelumnya, pernyataan mengejutkan datang dari Ketua Divisi Pusat Pengembangan Strategi dan Kebijakan Dewan Pimpinan Pusat (DPP), Ulil Abshar Abdalla.
Dia mengatakan, Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum dinilai layak untuk diganti. Menurutnya, pergantian pemimpin baru di partai tersebut, penting.
"Menyebut nama siapa yang akan menjadi nakhoda baru, kami sudah mendiskusikan dengan banyak teman. Tetapi, poin yang penting buat kami adalah, nakhoda baru ini penting. Nakhoda tertinggi kita tentu Pak SBY. Ini tetap ada nakhoda kedua, yang itu akan menjadi cover Partai Demokrat yang dilihat publik ya," ujarnya saat jumpa pers tentang "Pemulihan Partai Demokrat" di daerah, Jalan Gereja Theresia, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (15/2/2013).
Dia menganggap, hasil survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) yang menyebut elektabilitas Partai Demokrat, hanya tinggal 8,3 persen, itu merupakan angka yang serius sekali.
"Sebab, tidak mudah dalam waktu kurang dari 1,5 tahun, untuk menaikkan minimal 21 persen yang diraih Partai Demokrat Pemilu 2009 lalu. Itu sulit sekali, tidak mudah itu. Kalau tidak ada tindakan yang drastis sekali, itu tidak mungkin," ungkapnya.
(kri)