Penerimaan SNMPTN diperketat
A
A
A
Sindonews.com - Ujian tulis pada Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) sudah dihapus, namun seleksi mahasiswa nasional semakin diperketat.
Ketua Panitia Pusat SNMPTN 2013 Akhmaloka mengatakan, tahun ini ujian tulis akan digeser dari SNMPTN ke Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) yang diikuti 62 PTN, berbayar dan tidak dibawah koordinasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).
Panitia SNMPTN hanya menerima siswa berprestasi yang didaftarkan secara online sejak 8 Februari lalu.
"Perubahan pola ini kemudian berdampak pada pengetatan penerimaan calon mahasiswa yakni dengan seleksi nilai rapor dari kelas satu hingga tiga. Nilai rapor yang diajukan kepala sekolah nanti dievaluasi kembali di lapangan," jelasnya di Jakarta, Minggu (3/2/2013).
Selain itu, terangnya, panitia juga akan melihat rekam jejak indeks prestasi kumulatif (IPK) dari alumni sekolah itu apakah berkualitas atau tidak.
“Kami tak lagi melihat akreditasi sekolah, langsung ke prestasi akademik anak,” tambahnya.
Rector ITB ini menambahkan, calon mahasiswa memang boleh memilih dua PTN, namun panitia mewajibkan untuk pilihan nomor satunya di PTN di provinsi setelah itu, PTN di luar provinsinya.
Batasan ini diperlukan agar penyebaran calon mahasiswa merata. Selain itu menghilangkan adanya kampus favorit dan sepi peminat.
Dia juga menyarankan, calon mahasiswa agar teliti memilih program studi karena ada pertarungan prestasi akademik sehingga jika siswa itu salah pilih maka tidak akan lolos SNMPTN. Akhmaloka menambahkan, siswa yang tidak lulus Ujian Nasional (UN) pun dipastikan tidak akan lolos SNMPTN.
Ketua Panitia Pusat SNMPTN 2013 Akhmaloka mengatakan, tahun ini ujian tulis akan digeser dari SNMPTN ke Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) yang diikuti 62 PTN, berbayar dan tidak dibawah koordinasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).
Panitia SNMPTN hanya menerima siswa berprestasi yang didaftarkan secara online sejak 8 Februari lalu.
"Perubahan pola ini kemudian berdampak pada pengetatan penerimaan calon mahasiswa yakni dengan seleksi nilai rapor dari kelas satu hingga tiga. Nilai rapor yang diajukan kepala sekolah nanti dievaluasi kembali di lapangan," jelasnya di Jakarta, Minggu (3/2/2013).
Selain itu, terangnya, panitia juga akan melihat rekam jejak indeks prestasi kumulatif (IPK) dari alumni sekolah itu apakah berkualitas atau tidak.
“Kami tak lagi melihat akreditasi sekolah, langsung ke prestasi akademik anak,” tambahnya.
Rector ITB ini menambahkan, calon mahasiswa memang boleh memilih dua PTN, namun panitia mewajibkan untuk pilihan nomor satunya di PTN di provinsi setelah itu, PTN di luar provinsinya.
Batasan ini diperlukan agar penyebaran calon mahasiswa merata. Selain itu menghilangkan adanya kampus favorit dan sepi peminat.
Dia juga menyarankan, calon mahasiswa agar teliti memilih program studi karena ada pertarungan prestasi akademik sehingga jika siswa itu salah pilih maka tidak akan lolos SNMPTN. Akhmaloka menambahkan, siswa yang tidak lulus Ujian Nasional (UN) pun dipastikan tidak akan lolos SNMPTN.
(lns)