Konsistensi yang membuat badai besar terjang PKS
A
A
A
Sindonews.com - Konsistensi dan solidnya Partai Keadilan Sejahtera (PKS) baik dalam hal keanggotaan maupun minimnya kasus yang menimpa kader PKS. Dinilai faktor yang membuat PKS digoyang hingga menerjang pucuk pimpinan partai.
Akhirnya, dengan dalih dugaan kasus suap-menyuap impor daging, mantan Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq ditetapkan dan akhirnya ditangkap oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Diketahui, dalam hitungan jam, Luthfi Hasan dijemput oleh sejumlah penyidik KPK di Kantor Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PKS, di Jalan TB Simatupang, Jakarta Selatan, Rabu 30 Januari 2013, sekira pukul 23.30 WIB.
"Jadi banyak pihak yang tidak senang dengan kondisi PKS seperti ini, dimana kita terus mendukung pemberantasan anti korupsi dan belum ada kader PKS yang terjerat korupsi, ini yang kita lihat, ini tantangan buat kita (PKS)," kata anggota Komisi III DPR dari Fraksi PKS Indra, saat berbincang dengan Sindonews, Sabtu (2/2/2013).
Lebih lanjut Indra mengatakan, akibat konspirasi dengan penangkapan mantan Presiden PKS tersebut, bukan menjadikan PKS lemah. Menurutnya, yang terjadi sebaliknya.
"Justru peristiwa ini memperkuat dan membuat solid kader PKS untuk dakwah di Pemilu (Pemilihan Umum) 2014 mendatang," pungkasnya.
Diketahui, Luthfi Hasan bersama tiga orang lainnya berinisial AAE (Arya Arby Effendi) dari PT Indoguna Utama, AF (Ahmad Fathanah), dan JE (Juard Effendi) ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus suap-menyuap impor daging.
"Dengan segala keanehan, data yang kita miliki dan fenomena yang gamblang, memang sangat patut diduga, adanya konspirasi. Dan konspirasi itu menggunakan tangan KPK untuk menjatuhkan PKS," kata anggota Komisi III DPR dari Fraksi PKS Indra, saat berbincang dengan Sindonews, Sabtu (2/2/2013).
Lebih lanjut Indra mengatakan, akibat konspirasi dengan penangkapan mantan Presiden PKS tersebut, bukan menjadikan PKS lemah. Menurutnya, yang terjadi sebaliknya.
"Justru peristiwa ini memperkuat dan membuat solid kader PKS untuk dakwah di Pemilu (Pemilihan Umum) 2014 mendatang," pungkasnya.
Akhirnya, dengan dalih dugaan kasus suap-menyuap impor daging, mantan Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq ditetapkan dan akhirnya ditangkap oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Diketahui, dalam hitungan jam, Luthfi Hasan dijemput oleh sejumlah penyidik KPK di Kantor Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PKS, di Jalan TB Simatupang, Jakarta Selatan, Rabu 30 Januari 2013, sekira pukul 23.30 WIB.
"Jadi banyak pihak yang tidak senang dengan kondisi PKS seperti ini, dimana kita terus mendukung pemberantasan anti korupsi dan belum ada kader PKS yang terjerat korupsi, ini yang kita lihat, ini tantangan buat kita (PKS)," kata anggota Komisi III DPR dari Fraksi PKS Indra, saat berbincang dengan Sindonews, Sabtu (2/2/2013).
Lebih lanjut Indra mengatakan, akibat konspirasi dengan penangkapan mantan Presiden PKS tersebut, bukan menjadikan PKS lemah. Menurutnya, yang terjadi sebaliknya.
"Justru peristiwa ini memperkuat dan membuat solid kader PKS untuk dakwah di Pemilu (Pemilihan Umum) 2014 mendatang," pungkasnya.
Diketahui, Luthfi Hasan bersama tiga orang lainnya berinisial AAE (Arya Arby Effendi) dari PT Indoguna Utama, AF (Ahmad Fathanah), dan JE (Juard Effendi) ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus suap-menyuap impor daging.
"Dengan segala keanehan, data yang kita miliki dan fenomena yang gamblang, memang sangat patut diduga, adanya konspirasi. Dan konspirasi itu menggunakan tangan KPK untuk menjatuhkan PKS," kata anggota Komisi III DPR dari Fraksi PKS Indra, saat berbincang dengan Sindonews, Sabtu (2/2/2013).
Lebih lanjut Indra mengatakan, akibat konspirasi dengan penangkapan mantan Presiden PKS tersebut, bukan menjadikan PKS lemah. Menurutnya, yang terjadi sebaliknya.
"Justru peristiwa ini memperkuat dan membuat solid kader PKS untuk dakwah di Pemilu (Pemilihan Umum) 2014 mendatang," pungkasnya.
(maf)