Publik khawatir kinerja kabinet menurun
A
A
A
Sindonews.com - Masa jabatan Pemerintah Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)-Boediono beserta Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) jilid II akan berakhir di 2014.
Menjelang berakhirnya masa kepemimpinan SBY-Boediono ini, masyarakat makin khawatir dengan kinerja para menterinya.
Hasil tersebut berdasarkan hasil riset Lingkaran Survei Indonesia (LSI). Dari survei tersebut, sebanyak 86,35 persen, publik khawatir para menteri di kabinet sekarang tidak fokus bekerja menjalankan tugas kementeriannya.
Sementara, publik yang masih yakin para menteri akan tetap bekerja maksimal, hanya 10,79 persen. "Publik meyakini, para menteri akan lebih fokus membantu partainya dalam menghadapi Pemilu Legislatif (Pileg) dan Pemilu Presiden (Pilpres) ketimbang mengurusi tugas dan kewajibannya sebagai pembantu presiden dan bekerja sebagai pelayan publik," ujar peneliti LSI Ardian Sopa, di kawasan Jalan Pemuda, Rawamangun, Jakarta Timur, Selasa (29/1/2013).
Lebih lanjut dia menuturkan, survei ini dilakukan melalui quick poll pada tanggal 22-25 Januari 2013. Dirinya menambahkan, survei ini menggunakan metode multi stage random sampling dengan 1200 responden dan margin of error sebesar sekira 2,9 persen.
Survei ini dilaksanakan di 33 Provinsi di Indonesia. Untuk memperkuat data dan analisa, LSI pun menggunakan data survei terkait kabinet pada Oktober 2012. LSI juga melengkapi survei dengan penelitian kualitatif dengan metode analisis media, dan in depth interview.
Menjelang berakhirnya masa kepemimpinan SBY-Boediono ini, masyarakat makin khawatir dengan kinerja para menterinya.
Hasil tersebut berdasarkan hasil riset Lingkaran Survei Indonesia (LSI). Dari survei tersebut, sebanyak 86,35 persen, publik khawatir para menteri di kabinet sekarang tidak fokus bekerja menjalankan tugas kementeriannya.
Sementara, publik yang masih yakin para menteri akan tetap bekerja maksimal, hanya 10,79 persen. "Publik meyakini, para menteri akan lebih fokus membantu partainya dalam menghadapi Pemilu Legislatif (Pileg) dan Pemilu Presiden (Pilpres) ketimbang mengurusi tugas dan kewajibannya sebagai pembantu presiden dan bekerja sebagai pelayan publik," ujar peneliti LSI Ardian Sopa, di kawasan Jalan Pemuda, Rawamangun, Jakarta Timur, Selasa (29/1/2013).
Lebih lanjut dia menuturkan, survei ini dilakukan melalui quick poll pada tanggal 22-25 Januari 2013. Dirinya menambahkan, survei ini menggunakan metode multi stage random sampling dengan 1200 responden dan margin of error sebesar sekira 2,9 persen.
Survei ini dilaksanakan di 33 Provinsi di Indonesia. Untuk memperkuat data dan analisa, LSI pun menggunakan data survei terkait kabinet pada Oktober 2012. LSI juga melengkapi survei dengan penelitian kualitatif dengan metode analisis media, dan in depth interview.
(maf)